Keraton Pakungwati Cirebon, Luas Aslinya 50 Hektare, Termasuk Kasepuhan dan Kanoman
Area Keraton Pakungwati yang tersisa di Keraton Kasepuhan Cirebon. -dokumen-radarcirebon.com
Bisa dibilang generasi cicit dari Sunan Gunung Jati. Penembahan Girilaya waktu itu memiliki istri dari Mataram. Anak dari Amangkurat I.
Penambahan Girilaya sejak pertama kali bertakhta diundang mertuanya datang ke Mataram bersama dua putranya Martawijaya dan Kartawijaya.
BACA JUGA:Ketua DPRD Kota Cirebon Dilantik, Ruri Tri Lesmana Ungkap Hal Ini
BACA JUGA:Pelantikan Ketua DPRD Kota Cirebon, Ruri Tri Lesmana Gantikan Affiati
Undangan tersebut mulanya dikira rasa kangen. Ternyata berubah menjadi tahanan terhormat. Karena itu, selama 12 tahun mereka tertahan di Mataram. Tidak bisa pulang ke Cirebon.
Setelah itu, sekitar tahun 1662 Panembahan Girilaya wafat dan dikuburkan di Astana Giri Loyo dekat dengan Imogiri. "Di sana ada makam Penambahan Girilaya, Raja Cirebon," katanya.
Ketika Mataram diserang oleh Trunojoyo dari Madura. Kedua putra mahkota diselamatkan Trunojoyo 1667. Amangkurat terusir dari kerajaan dan wafat di Tegalwangi.
Dua orang putera mahkota Cirebon dibawa Trunojoyo dan dibebaskah Pangeran Wangsakerta. Adik dari Martawijaya dan Kertajaya.
BACA JUGA:Daftar Nama Ajudan Ferdy Sambo, Ada 8 Orang, Lihat Saja
BACA JUGA:Ronaldo Main Lagi di MU, Menyertai Debut Manis Lisandro Martinez
Pangeran Wangsakerta meminta bantuan dari Sultan Ageng Tirtayasa yang juga masih kerabat dari Cirebon.
Dua-duanya demi menghindari perpecahan, kemudian diangkat sebagai sultan. Tetapi, ada satu peristiwa yang tidak banyak diketahui orang.
Yakni, ibu dari Martawijaya dan Kartawijaya ternyata berbeda. Ibu dari Sultan Anom atau Kartawijaya dari Banten. Sementara ibu dari Martawijaya berasal dari Mataram.
"Versi yang lain menyebutkan sama. Tetapi kita punya referensi berbeda, terkait ibu dari putra mahkota ini," katanya.
BACA JUGA:Ajudan Ferdy Sambo yang Brewokan Mencuri Perhatian, Ternyata...
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kisah tanah jawa