Imunisasi Campak Penting untuk Kekebalan Tubuh Anak
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022-Alexandra_Koch -Pixabay
Radarcirebon.com, BANDUNG - Ketua Komisi Daerah KIPI Jawa Barat Prof. Kusnandi Rusmil menegaskan imunisasi penting bagi kesehatan dan kekebalan tubuh anak.
Vaksin yang diproduksi sangat aman jadi tak ada alasan orang tua khawatir anaknya mendapatkan imunisasi.
Kusnandi menjelaskannya di hadapan para jurnalis dalam Jabar Punya Informasi Vol.99 dengan tema Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, di Taman Museum Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (1/8/2022).
Menurut Kusnandi, vaksin yang digunakan untuk vaksinasi kepada masyarakat dijamin aman karena sudah lama dipergunakan dan dibikin dengan sangat hati-hati oleh para ahli kesehatan.
BACA JUGA:Ada Perubahan Format Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Punya Peluang Masuk
"Efek sampingnya sudah diperhitungkan sangat sedikit, keuntungannya jauh lebih besar. Jadi gak usah takut karena semua orang itu sudah diimunisasi," kata Kusnandi.
"Termasuk yang naik haji juga sudah divaksinasi, no problem. Keamanannya sudah diperhitungkan," imbuhnya.
Kusnandi mengingatkan, meski kecil kemungkinan dampak langsung yang ditimbulkan setelah disuntik vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun tetap perlu diantisipasi dan perlu ada persiapan serius.
BACA JUGA:Indeks KIP Jabar Tertinggi, Lampaui Nasional
"Kejadiannya juga susah diperhitungkan maka harus dipersiapkan. Makanya di tempat imunisasi harus selalu ada peralatan untuk menolong kalau terjadi apa apa. Walaupun kejadian itu belum tentu terjadi tapi kita harus siap-siap," ucapnya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum imunisasi dilakukan seperti pemeriksaan anak yang akan menerima imunisasi, mulai dari pendataan, skrining hingga pemantauan pasca-imunisasi
"Kalau dia punya penyakit gak boleh diimunisasi, khususnya penyakit yang daya tahan tubuhnya rendah atau dia punya penyakit kanker," jelas Kusnandi.
BACA JUGA:Hari Pertama Pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilu 2024, KPU: 6 Parpol Lengkap
Menurutnya, dari 1 juta orang yang divaksin ada satu orang pingsan. Jadi kalau 10 juta orang divaksin yang pingsan 10 orang pingsan.
"Dan itu bukan karena salah vaksinnya tapi karena bawaan orangnya. Semisal orang yang alergi, kayak kita makan udang bisa bengkak bengkak (karena alergi)," tutur Kusnandi.
BIAN 2022 di Jabar mendapat perhatian dari Unicef, organisasi di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengurusi anak-anak.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Ceritakan Pembicaraannya dengan Presiden Rusia dan Ukraina: Kita Patut Bersyukur
Konsultan Imunisasi Unicef Wilayah Jawa Rusipah memaparkan, bahwa ada dua tujuan yang perlu dan harus dilakukan dalam BIAN 2022.
"Yang pertama adalah untuk menuju eliminasi campak rubela. Jadi kita harus memberikan imunisasi tambahan satu dosis untuk sasaran.”
Sasaran di Pulau Jawa untuk 9 bulan sampai 59 bulan tanpa melihat imunisasi campak rubela sebelumnya," tuturnya.
BACA JUGA:Jawa Barat Targetkan Bebas Campak dan Rubela di 2023
"Anak-anak 9 bulan itu diimunisasi campak rubela itu yang pertama, yang kedua imunisasi lagi itu umur 18 bulan. Nah, di bulan Agustus ini tidak melihat apakah 9 bulan atau 19 bulan dia sudah diberikan atau belum," tambahnya.
Jadi menurut Rusipah, setiap anak yang usianya masuk kategori 9-59 bulan harus diberikan satu dosis tambahan campak rubela, yang disebut dengan imunisasi tambahan.
"Kalau imunisasi kejar tujuannya untuk menutup yang bolong-bolong. Jadi setiap anak sebelum usia 12 bulan itu harus mempunyai imunisasi lengkap, kalau lengkap maka tidak kita berikan," pungkasnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diskominfo jabar