Cerita Prabu Siliwangi Singkat, Jadi Raja Pajajaran di Usia 81 Tahun

Cerita Prabu Siliwangi Singkat, Jadi Raja Pajajaran di Usia 81 Tahun

Cerita Prabu Siliwangi dalam versi singkat.-Ist-radarcirebon.com

BACA JUGA:Novelis Salman Rushdie Ditikam Saat Berikan Kuliah di Chautauqua Institution New York

Disadur dari Buku Hitam Putih Pajajaran, disebutkan bahwa Sri Baduga Maharaja dinobatkan dua kali menjadi raja. Yang pertama ketika menjadi raja di Kerajaan Galuh, Kawali, Ciamis. Menggantikan ayahnya Prabu Dewa Niskala. 

Sedangkan penobatan kedua terjadi pada 1482 M, ketika menerima mandat Kerajaan Sunda dari mertuanya yakni, Prabu Susuk Tunggal.

Dengan penobatan ini, Prabu Siliwangi adalah satu-satunya raja yang dinobatkan dua kali dan oleh dua kerajaan.

Sri Baduga Maharaja juga mendapatkan gelar Prabu Siliwangi yang merupakan asal dari dua kata yakni silih wewangi. Di awal kepemimpinannya, Prabu Siliwangi berhasil menyatukan dua kerajaan yakni, Galuh dan Sunda.

BACA JUGA:Mabes Polri Tahan 4 Pamennya, Begini Tanggapan Polda Metro Jaya

Selanjutnya melebur menjadi Kerajaan Sunda. Di masa inilah, Sri Baduga Maharaja melakukan pemindahan ibu kota negara dari Kawali ke Pakuan Pajajaran.

Pada saat Sri Baduga Maharaja berkuasa (1482-1521 Masehi), dilakukan rekonstruksi tata kota di Pakwan Pajajaran. 

Hal ini dilakukan karena tempat ini dijadikan sebagai pusat politik untuk seluruh Tatar Sunda, yang awalnya berada di kompleks Keraton Surawisesa (Galuh Pakwan).

Demikian diungkap Lubis, Nina Herlina et al. 2003, Sejarah Tatar Sunda". Jilid I. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Resmikan Wajah Baru Situ Ciburuy

Posisi Pakuan Pajajaran sebagai ibukota yang dipilih harus memiliki kelebihan dari sisi pertahanan dan keamanan yang sangat urgent.

Saat itu, pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda juga banyak menerima pengungsi para pejabat, keluarga bangsawan dan rakyat Majapahit yang meminta perlindungan.

Prasasti Batutulis menceritakan bahwa Sri Baduga memperbaiki kota dan memperkokoh pertahanan dengan membuat parit.

Kemudian membangun telaga yang disebut Talaga (Wa)Rena Mahawijaya atau Sanghiyang Rancamaya, lengkap dengan sebuah pulau di tengah danau yang bernama Bukit Badigul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: