Macan Kumbang di Gunung Masigit Kereumbi Tersisa 11 Ekor, Begini Kata BKSDA Jabar

Macan Kumbang di Gunung Masigit Kereumbi Tersisa 11 Ekor, Begini Kata BKSDA Jabar

Warga menunjuk Taman Buru Gunung Masigit Kereumbi atau TBGMK, habitat macan kumbang yang menyerang tiga warga di Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Foto: -Nur Fidhiah Shabrina-JPNN.com

Radarcirebon.com, BANDUNG - Macan kumbang di gunung Masigit Kareumbi disebut tinggal 11 ekor. Itu dikatakan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

BKSDA mencatat bahwa jumlah macan kumbang atau Panthera pardus melas di kawasan Taman Baru Gunung Masigit Kareumbi atau TBGMK tinggal 11 ekor.

Salah satu macan kumbang tersebut tewas setelah sebelumnya menyerang warga Kabupaten Sumedang.

Diungkapkan bahwa, sebelumnya macan kumbang di wilayah Taman Baru Gunung Masigit Kareumbi berjumlah 12 ekor.

BACA JUGA:Viral, Ustadzah Hj Taslimah Tutup usia saat Pimpin Khataman Alquran

BACA JUGA:Suami Bakar Istri dan Anak, Emosi Tak Terbendung Ketahuan Nonton Begituan

Namun, satu ekor macan kumbang mati setelah menerkam warga di Kabupaten Sumedang. Kawasan TBGMK, memang diketahui banyak dihuni oleh hewan liar, termasuk macan tutul Jawa.

Sementara itu, wilayah TBGMK berbatas dengan tiga daerah yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung.

Dalam catatan BKSDA Jabar, setidaknya saat ini ada 11 ekor macan tutul Jawa yang menghuni kawasan seluas 12.420 hektare ioni.

“Jadi wilayah Kareumbi meliputi tiga kabupaten. Kami pun mengimbau kepada masyarakat enggak usah resah, soalnya sudah puluhan tahun pun enggak ada masalah,” kata Kepala Sub Bagian Humas BKSDA Jawa Barat Halu Oleo dilansir JPNN, Kamis (15/9).

BACA JUGA:8 Manfaat Kacang Tanah, Baik untuk mencegah Penyakit Diabetes dan Jantung

BACA JUGA:Hacker Bjorka Sebut Pria di Madiun Korban Salah Tangkap karena Informasi yang Salah

Halu menjelaskan, Macan Kumbang memiliki kecenderungan berburu, sehingga ketika turun ke kebun milik warga posisinya memang sedang belajar memangsa.

Kendati demikian, bukan berarti ketersediaan pakan di dalam TBGMK berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com