Ade Armando Salahkan Fans Arema, Sebut Seperti Preman

Ade Armando Salahkan Fans Arema, Sebut Seperti Preman

Tangkapan layar video Ade Armando yang terkesan salahkan fans Arema dan sebut sebagian dari mereka seperti preman saat masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan.-Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com

Sejumlah pihak menyayangkan pernyataan kontroversial tersebut, karena terkesan menyalahkan. Padahal, situasi saat ini masih dalam suasana duka.

Diberitakan sebelumnya, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang juga disorot media asing. Bahkan The New York Times sampai mengkritisi peran polisi.

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan Disorot Media Asing, Kritisi Tindakan Polisi Saat Melakukan Pengamanan

BACA JUGA:2 Polisi yang Gugur dalam Tragedi Kanjuruhan Dinaikkan Pangkat

Banyaknya korban jiwa, menjadi alasan mengapa tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, sampai disorot oleh media asing.

Tidak hanya itu, penanganan saat terjadi ricuh juga disorot dalam pemberitaan media asing terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

"Petugas anti huru hara di Kota Malang memukuli penggemar sepak bola dengan tongkat dan perisai dan, tanpa peringatan, menyemprotkan gas air mata ke puluhan ribu penonton yang berkerumun di sebuah stadion," tulis pemberitaan dari The New York Times.

Tidak hanya itu, pemberitaan itu juga menyoroti metode kepolisian memicu penyerbuan yang berujung pada kematian 125 orang. Salah satu bencana terburuk dalam sejarah olahraga.

BACA JUGA:Nikita Mirzani Dukung Baim Wong Dipenjara, Sahabat Polisi: Kami Harus Bertindak

BACA JUGA:Wakanda Forever Trailer Resminya Sudah Dirilis, Black Panther Baru Seorang Wanita?

Para ahli mengatakan tragedi itu mengungkap masalah sistemik yang dihadapi polisi, banyak di antaranya kurang terlatih dalam pengendalian massa dan sangat militeristik.

Dalam hampir semua kasus, para analis mengatakan, mereka tidak pernah harus menjawab kesalahan langkah.

Setelah kekerasan pada hari Sabtu, banyak orang Indonesia bersuara di Twitter untuk menyerukan agar Kapolri dipecat.

Pada Senin malam, hampir 16.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan polisi untuk berhenti menggunakan gas air mata.

BACA JUGA:HUT TNI ke 77, Menggelar Tabur Bunga TMP Kesenden

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway