Perhatikan Baik-baik! Kendaraan Odong-odong Dilarang Masuk Jalan Arteri, Begini Alasannya
Forum Lalulintas dan Angkutan Jalan Kota Cirebon menggelar rapat koordinasi (rakor) lalulintas di Kantor Jasa Raharja Perwakilan Cirebon Jl DR Wahidin, Kota Cirebon, Kamis 6 Oktober 2022.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
"Rekomendasi-rekomendasi yang akan kami coba akan buat untuk di atas sampaikan pada pimpinan untuk dapat tindak lanjut, termasuk tadi soal angkutan kota yang dikategorikan tidak ada peremajaan lagi," pungkasnya.
BACA JUGA:DPRD Pelototi Dana Cadangan Pilkada Rp84,6 Miliar
Di tempat yang sama, Kepala Jasa Raharja Perwakilan Cirebon Okto Arif Primanto mengatakan, Jasa Raharja tidak akan menjamin bagi penumpang odong-odong yang mengalami kecelakaan tunggal.
"Hal ini sesuai dengan UU nomor 33 tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang."
"Kalau penumpang odong-odong kendaraan yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tunggal tidak terjamin, sehingga ketika kecelakaan tidak mendapatkan santunan dari negara," katanya.
BACA JUGA:PSSI Sudah Bertemu FIFA, Berikut Ini Catatan Penting Soal Tragedi Kanjuruhan
Melalui Forum Lalulintas dan Angkutan Jalan Kota Cirebon, Okto berharap, angka kecelakaan lalulintas dapat ditekan.
"Pada periode bulan Januari hingga September 2022 ini mengalami peningkatan 14,50 persen dibandingkan periode sama tahun 2021."
"Kami berharap dengan forum ini, bisa bersama-sama meminimalkan kecelakaan lalu lintas, dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengguna jalan," ujarnya.
BACA JUGA:Rizky Billar Kena Mental? Kuasa Hukum Mengungkap Psikisnya Terganggu Sampai Datangkan Ustaz
Sementara itu, Sekertaris Organda Kota Cirebon Karsono menuturkan, masih banyak kendaraan angkutan kota Cirebon belum diremajakan.
"Masih banyak armada angkot di Kota Cirebon yang belum dilakukan peremajaan, jumlahnya sekitar 40 persen yang masih bisa bertahan. Coba kita lihat di jalan, masih banyak mobil angkot berusia tua," tuturnya.
Menurut Karsono, masih banyaknya angkot yang belum dilakukan peremajaan karena tidak adanya lembaga perbankkan atau leasing yang membantu pembiayaannya.
"Kalau masyarakat dan pengusaha angkutan sih mau-mau saja peremajaan armadanya itu, tapi kalau harus beli armada baru secara kontan saya kira nggak mampu," ujarnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase