PLTU Cirebon Unit 1 akan Dipensiunkan, Pelopor Teknologi Pembangkit Bersih, Yuk Intip di Sini

PLTU Cirebon Unit 1 akan Dipensiunkan, Pelopor Teknologi Pembangkit Bersih, Yuk Intip di Sini

PLTU Cirebon Unit 1 akan dipensiunkan dalam beberapa tahun ke depan. -Cirebon Power-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 1 akan dipensiunkan dini, sekitar 15 tahun ke depan merujuk MoU Energy Transition Mechanism (ETM) bersama Asian Development Bank (ADB) di Bali.

PLTU Cirebon Unit 1 merupakan pelopor teknologi pembangkit bersih, namun akan menjadi pilot project untuk dipensiunkan dini meski seharusnya masih beroperasi sampai 2042 dan bisa diperpanjang.

Selain PLTU Cirebon Unit 1, ada beberapa pembangkit lain yang akan dipensiunkan dengan total 15 GW merujuk pada MoU yang ditandatangani sejumlah pihak di Bali, pada 14, November 2022.

Mengutip situs resmi perusahaan, PLTU Cirebon Unit 1 sudah menggunakan teknologi canggih Super Critical dan beroperasi sejak tahun 2021. Bahkan hingga kini, pembangkit berkapasitas 1 x 660 MW tersebut sangat diandalkan memasok listrik di Pulau Jawa, Madura, Bali.

BACA JUGA:PLTU Cirebon 1 Akan Dipensiunkan Dini, ADB Ungkap Alasannya

BACA JUGA:Inilah Daftar Pemain Premier League yang Membela Timnas di Piala Dunia 2022 Qatar

Dengan keandalan teknologi yang digunakan, pembangkit ini menghasilkan emosi lebih sedikit dan tingkat efektivitas pembakaran yang lebih efektif.

Karenanya, kualitas fly ash dan bottom ash yang dihasilkan dari pembakaran dapat digunakan untuk bahan baku pabrik semen. Sehingga tidak ada sisa limbah pembakaran yang tersisa.

Teknologi ini mampu menekan emisi CO2 yang lebih rendah, efisiensi yang lebih tinggi dan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi generasi terbaru.

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa teknologi ini, memiliki tekanan dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan teknologi sub-critical tradisional.

BACA JUGA:Gempa Bumi Hari Ini, Bengkulu Diguncang 6,8 Magnitudo

BACA JUGA:Waspada! Kasus Penyebaran Covid-19 Diperkiarakan Sebentar Lagi Akan Mengalami Puncak

Tidak hanya itu, dalam operasionalnya, pembangkit ini menerapkan cooling tower yang jarang dipakai di pembangkit lain. Sehingga air yang dikeluarkan ke laut memiliki suhu yang sama.

Mekanisme pendinginan ini, mengurangi sangat signifikan dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan di sekitarnya.

Asian Development Bank (ADB) mengungkap alasan mengapa PLTU Cirebon Unit 1 menjadi salah satu yang dipensiunkan dini atau sebelum waktu operasinya berakhir.

Presiden ADB, Masatsugu Asakawa mengatakan, PLTU Cirebon memiliki usia sedang dan termasuk perusahaan dengan struktur finansial yang sehat. Sehingga memudahkan dalam proses refinancing.

BACA JUGA:Hore! Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia Telah Selesai

BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pusat Tandatangani Komitmen Pengelolaan Sampah Citarum

Kemudian, PLTU Cirebon yang dioperasikan Cirebon Electric Power (CEP) termasuk yang memiliki representasi permodalan Indonesia, swasta dan modal asing.

Sehingga menjadi representasi kerjasama global. Tidak hanya itu, program corporate social responsibility (CSR) perusahaan juga sangat aktif.

"Sebagai bank iklim Asia dan Pasifik, ADB bangga menunjukkan kelayakan pendekatan ini, didukung oleh kepemimpinan Indonesia yang luar biasa," kata Asakawa, dilansir dari siaran pers ADB, Sabtu, 19, November 2022.

Selain di Cirebon, rencana pensiun dini PLTU juga akan dilakukan pada pembangkit di Suryalaya, Banten dan milik PLN di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.

BACA JUGA:Diduga Melanggar Disiplin, Perwira di Polresta Cirebon Dilaporkan ke Unit Propam

BACA JUGA:Belajar Memahami Ilmu Jurnalistik, 80 Warga Kelurahan Karyamulya Diberi Pelatihan

Ada sejumlah pembangkit tenaga uap yang akan dipensiunkan lebih cepat dari seharusnya. Deretan pembangkit tersebut memiliki kapasitas 100 hingga 1.600 MW.

Akasawa menambahkan, MoU dengan mitra tepercaya di Indonesia ini merupakan momen penting bagi Mekanisme Transisi Energi ADB dan transisi energi bersih yang akan dimajukan.

"Kami mendorong pemangku kepentingan keuangan lainnya untuk terlibat dalam transisi energi yang adil dan terjangkau di sini dan di seluruh Asia dan Pasifik," kata Asakawa.

Dijelaskan bahwa ETM adalah program regional, transformatif, dan keuangan yang berupaya melakukan penghentian operasi pembangkit listrik tenaga batubara yang ada dengan jadwal yang dipercepat dan menggantinya dengan kapasitas listrik bersih.

BACA JUGA:Mahasiswa IAIC Gelar Pertunjukkan Monolog Dua Karya Penulis Terkenal

BACA JUGA:PLTU Batubara Dipensiunkan, PLTU Unit 1 Cirebon Salah Satunya, Cirebon Power Beri Tanggapan Ini

Program ETM adalah salah satu komponen dari rangkaian inisiatif yang lebih besar baik domestik maupun multilateral, yang bertujuan untuk membantu Asia dan Pasifik memitigasi dampak terburuk perubahan iklim.

Asakawa menambahkan, struktur dari transaksi final akan menentukan kapan tepatnya PLTU ini akan dipensiunkan. Hal ini masih dalam negosiasi. Adapun, PLTU ini diketahui masih harus memasok listrik hingga 2042.

Menanggapi MoU tersebut, Head of Communication Cirebon Power, Yuda Panjaitan mengatakan, Cirebon Power memiliki komitmen kuat terhadap kelestarian lingkungan dan mendukung upaya pemerintah Indonesia serta berbagai inisiatif global untuk mencegah dampak perubahan iklim.

"MoU yang ditandatangani ADB, Kementrian ESDM, dan PLN pada 14 November lalu adalah wujud upaya untuk mengeksplorasi dan mempelajari lebih lanjut Mekanisme Transisi Energi (ETM),  dan belum ada komitmen , atau kesepakatan yang telah dibuat. Cirebon Power terbuka untuk diskusi selanjutnya," sebut Yuda, saat dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: