FK UGJ dan AFKSI Cegah Stunting

FK UGJ dan AFKSI Cegah Stunting

GELAR SEMINAR: Dalam rangka bulan bakti AFKSI Tahun 2022, FK UGJ Cirebon menggelar seminar, Kamis (24/11).-Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Dalam rangka bulan bakti Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) Tahun 2022, Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK UGJ) memberikan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting.

Sosialisasi diberikan kepada masyarakat melalui para kader kesehatan di seluruh puskesmas pada wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon, dengan tajuk One Day Seminar, Kamis (24/11).

Pada One Day Seminar, hadir sederet dokter yang menjadi pembicara. Mereka memberikan edukasi pencegahan stunting dari kacamata kesehatan. Mulai dari spesialis gizi, kandungan, anak hingga psikolog, untuk membedah fenomena stunting dan mencari solusi untuk pencegahannya.

Dekan FK UGJ, dr Catur Setiya Sulistiyana MMedEd menyampaikan, menurut beberapa penelitian, stunting merupakan fenomena ketidakcukupan asupan gizi dalam waktu relatif panjang terhadap anak. Sehingga, bisa dikatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan karena malnutrisi terhadap anak di bawah umur 5 tahun.

BACA JUGA:Sultan Sepuh Alexander Disebut Tidak Tercatat di Leiden, Rahardjo Djali: Hanya Sampai Sultan Sepuh XI

Bahkan, jika tidak diintervensi sejak dini, stunting sudah mulai terjadi dari saat janin dalam kandungan, dan baru terlihat saat masa pertumbuhan.

Menurut data, kata Catur, angka stunting di Indonesia saat ini mencapai angka 24,4 persen. Di Jawa Barat sudah menyentuh angka 221.065 anak. Ini adalah kasus yang cukup tinggi. FK UGJ, lanjut Catur, sebagai satu-satunya fakultas kedokteran yang ada di wilayah III Cirebon, merasa terpanggil dan harus ikut berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka stunting.

"Upaya dan peran yang kami lakukan melalui One Day Seminar. Kita coba memberikan pemahaman kepada para kader kesehatan dulu, supaya mereka bisa memberikan pengarahan kepada masyarakat," ungkap Catur.
Tidak hanya sebatas seminar, dikatakan Catur, selepas ini, FK UGJ juga akan melakukan upaya tindaklanjut dengan intervensi lain. Tentunya dengan bekerja sama dengan unsur terkait di pemerintahan.

"Dengan ini, kami berharap bisa membantu pemerintah dalam upaya menekan angka stunting. SDM yang ada di kami siap membantu, jika dibutuhkan dalam upaya tersebut," kata Catur, yang juga Wakil Ketua III PB AFKSI.
Sementara itu, Rektor UGJ Prof Dr Mukarto Siswoyo mengatakan, stunting harus dilihat secara komprehensif dari semua aspek. Karena, persoalan stunting bukan hanya soal kesehatan.

BACA JUGA:Konflik Keraton Kasepuhan Cirebon, Dewan Kalungguhan Minta Pemda Ambil Alih Pengelolaan Wisata

Sisi ekonomi, kata dia, harus menjadi salah satu aspek yang dijadikan pembahasan. Karena, penyebab stunting di antaranya adalah kurangnya pemenuhan gizi terhadap anak. Terlebih anak di bawah usia 5 tahun.

"Maka dari itu, peningkatan standar hidup masyarakat menjadi penting, agar mereka bisa memenuhi kebutuhan gizi. Itu harus dibeli, dan perekonomian harus menjadi perhatian," ungkap Mukarto.

Dalam menekan angka stunting, pemerintah juga harus meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, agar ke depan, pemenuhan gizi anak bisa dilakukan.

"Agar mesyarakat mampu memiliki akses untuk pengadaan kebutuhan sesuai dengan standar kesehatan, maka kondisi perekonomiannya harus diperhatikan," kata Mukarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: