Sejarah Bus PO Luragung Jaya Si Raja Pantura, Berawal dari 4 Armada Seken

Sejarah Bus PO Luragung Jaya Si Raja Pantura, Berawal dari 4 Armada Seken

Sejarah Bus PO Luragung Jaya yang didirikan pengusaha hasil bumi asal Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, H Ade Koesmapradja.-Luragung Jaya Utama Fans/Ig-radarcirebon.com

BACA JUGA:Hari Ini Dikukuhkan Jadi Guru Besar UGJ

Tidak hanya itu, salah satu ciri khas adalah aksesoris terompet di bagian atas depan. Yang bila dibunyikan bersuara nyaring, mirip dengan klakson kapal.

Ternyata dengan beragam ciri tersebut, membuat tampilan bus menjadi mencolok dan mudah dikenali.

Masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur Luragung sampai ke Cirebon tahun 1990 sampai 2000-an, pasti hafal dengan klakson tersebut.

Sebab, di setiap persimpangan seperti di Simpang Tiga Jalaksana, Simpang Empat Bandorasa, Simpang Tiga Cilimus, bus tersebut kerap berhenti dan menaikan penumpang ke arah Jakarta.

BACA JUGA:Mudah Banget! Cara Mematikan Antivirus Di Windows 10 Kalian!

Meski tidak ada jadwal tertulis yang diumumkan seperti lazimnya perjalanan bus sekarang ini, pada waktu itu, penumpang sudah hafal bus akan lewat pukul berapa.

Sebab, dulu tidak ada terminal khusus untuk pemberangkatan penumpang Bus Luragung Jaya dari Kuningan ke Jakarta.

Hanya ada beberapa terminal yang menjadi perlintasan seperti Terminal Cirendang di Kuningan ataupun Terminal Ancaran.

Di luar itu, titik naik dan turun penumpang dilakukan di simpang tiga atau simpang empat yang menjadi pusat keramaian masyarakat.

BACA JUGA:Pelaku Pedofilia di Lahat Adalah Tukang Ojek Langganan Korban

Misalnya di Simpang Tiga Panauwan, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Penumpang dari daerah Desa Timbang, Koreak, Cengal, Cikeleng, biasa menunggu bus di persimpangan ini.

Kemudian Simpang Empat Bandorasa, yang menjadi titik pertemuan warga dari Desa Sangkanhurip, Bandorasa Wetan, Bandorasa Kulon, Peusing, hingga Linggarjati.

Uniknya, dari segi tarif juga masih bisa tawar menawar antara penumpang dengan kernet bus ataupun sopir.

Meski bermula dari 4 bus saja, kemudian Koesmapradja berhasil mengembangkan menjadi armada yang jumlahnya ratusan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: