Sejarah dan Mitos Larangan Memakan Oyong Bagi Penduduk Desa Dukupuntang
Masjid Annur di Desa Dukupuntang. Asal usul dan sejarah Desa Dukupuntang yang merupakan penggabungan dari Desa Puntang dan Dukumalang.-Tangkapan Layar Video-Youtube Nurhasan Wirayuda
Mereka yang termasuk 1200 jiwa dari Bagdad itu merupakan pengikutnya, lari ke Cirebon dan ditempatkan di Desa Puntang.
Di antara pengikut-pengikutnya itu, ada dua orang yang sangat terkenal yaitu Tuan Keli yang merupakan pesuruh dari Bagdad.
Dan Pangeran Adi Kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cerbon untuk menjadi penasihat Syarif Kaffi (Sayid Alwi) di daerah Patuanan.
BACA JUGA:Sejarah Desa Bugis Indramayu, Pengabdian Prajurit Pelarian di Hutan Darma Ayu
Dalam menjalankan tugasnya pangeran Adi Kersa ditemani oleh dua sesepuh Patuanan yaitu Ki Bakila dan Ki Rakila.
Setelah Syarih Kaffi wafat, beliau kemudian dimakamkan di daerah Patuanan. Karena dianggap meninggalkan karomah, kampung tersebut kemudian sering dinamakan sebagai Kampung Kramat.
Sebelum adanya penggabungan antara Puntang dengan Dukumalang, Kampung Kramat terletak di daerah Dukumalang.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1912, Bupati Cirebon memutuskan untuk menggabungkan desa Dukumalang dengan Desa Puntang karena desa yang berdekatan itu mempunyai luas yang terbilang kecil.
Cerita lain menyebutkan, penggabungan Puntang dan Dukumalang tersebut terjadi sebelum adanya peristiwa G 30S/PKI.
BACA JUGA:Sejarah Desa Jalaksana, Ketangguhan Ayam Milik Sultan Matangaji dan Perang Tanding Dua Jawara
Mitos Larangan Memakan Oyong
Ada beberapa mitos yang berkembang di Desa Dukupuntang yang kemudian memunculkan beberapa pantangan bagi penduduk asli Desa Dukupuntang.
Dikutip dari tciu-pedia.blogspot.com, larangan tersebut diantaranya untuk tidak memakan daging kidang atau kijang dan larangan untuk memakan oyong atau gambas (komoditi sayuran minor).
Jika pantangan ini dilanggar, maka orang yang memakannya akan menderita penyakit gatal semacam budug.
Menurut sesepuh desa setempat, pantangan ada karena pada zaman dahulu ketika peperangan antara Cirebon dengan Rajagaluh. Terjadi pengejaran Pangeran Arya Kemuning oleh pasukan dari Ratu Galuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: tciu-pedia.blogspot.com