Misteri Gunung Tilu Kuningan, Hulu Bagi 3 Sungai dan Larangan Bagi Para Pendaki

Misteri Gunung Tilu Kuningan, Hulu Bagi 3 Sungai dan Larangan Bagi Para Pendaki

Gunung Tilu Kuningan memiliki banyak misteri dan sejarah. Selain itu, terdapat beberapa larangan yang harus ditaati oleh para pendaki.-Tangkapan Layar Video-Youtube

Sementara di sisi lain, aktivitas masyarakat sekitar telah menjadi persoalan serius karena sedikit banyak telah mengancam kelestarian kawasan.

Gunung Tilu merupakan kelompok pegunungan yang setidaknya mempunyai tiga puncak tertinggi yaitu puncak Sukmana (1154 m dpl), puncak Gunung Tilu (1076 m dpl), dan puncak lainnya yang tidak diketahui namanya (1112 m dpl). 

BACA JUGA:Terkenal Suka Merantau, 3 Desa di Kuningan ini Jago Meracik Nasi Goreng

BACA JUGA:Sejarah Bus PO Luragung Jaya Si Raja Pantura, Berawal dari 4 Armada Seken

Masyarakat cukup beralasan menyebut kawasan gunung tersebut dengan Gunung Tilu, yang berarti tiga, karena dari setiap sudut, kawasan tersebut selalu memperlihatkan tiga gundukan gunung. 

Dikutip dari kuningankab.go.id, Kamis 16 Februari 2023, pengelola kawasan hutan produksi di Gunung Tilu adalah Perum Perhutani KPH Kuningan.

Misteri yang tersimpan di Gunung Tilu, salah satunya adalah Situs Batu Naga, Gerbang Alam Khayangan.

Situs ini berupa dua batu besar berdiri saling berhadapan seperti membentuk sebuah tiang gerbang.

BACA JUGA:Sejarah Desa Cilimus Kuningan, Persinggahan Ki Casawana Dalam Membangun Tarikolot

BACA JUGA:Sejarah Desa Cipetir Kuningan, Pohon Petir yang Mampu Menarik Halilintar

Batu ini bergambar naga, sehingga disebut batu naga. Di batu tersebut juga terdapat ukiran pria botak memegang senjata, dan seorang punakawan.

Batu itu diperkirakan ada sejak zaman prasejarah. Dan ukiran pada batu itu diprediksi dilakukan pada abad 14-15 masehi di zaman kerajaan Sunda.

Menurut cerita rakyat, sejarah Gunung Tilu pada zaman dahulu merupakan lahan kosong yang dijadikan pasar rakyat.

Pada suatu ketika, ada seorang bapak tua berjualan minyak tanah di pasar tersebut kemudian tertabrak kuda sembrani.

BACA JUGA:Sejarah Desa Jalaksana, Ketangguhan Ayam Milik Sultan Matangaji dan Perang Tanding Dua Jawara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: