Gara-gara Berita, Pak Harto Naik Heli ke Mahd Al Zaytun, Tepat di Ultah Ibu Tien, Ini yang Terjadi
Momen Presiden Soeharto di Mahad Al Zaytun bersama Syekh Panji Gumilang. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Kehadiran Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto ke Pondok Pesantren Al Zaytun, ternyata hanya gara-gara artikel.
Artikel itu diterbitkan Majalah Al Zaytun. Majalah internal milik Mahad Al Zaytun, Indramayu.
Majalah tersebut memuat tentang Pak Harto, begitu biasa disapa, beberapa tahun sebelumnya. Rupanya artikel tersebut cukup membuat Pak Harto tertarik. Sehingga datang ke Al Zaytun.
Memang, majalah ini berani tampil beda. Ketika hampir seluruh media menghujat dan menghina Pak Harto dan keluarga Cendana, majalah internal Mahad Al Zaytun, justru lain. Majalah ini mengangkat jasa jasa besar Pak Harto terhadap negara Republik Indonesia.
BACA JUGA:Polsek Utara Barat Berhasil Tangkap Pengedar Obat Keras Ilegal, Nih Pelakunya
Walau terbitan lama, majalah ini ternyata dibaca Pak Harto. Majalah mengulas banyak sisi positif Pak Harto. Hal ini membuat Jenderal Besar itu berkeinginan bertemu pimpinan Al Zaytun.
Pasca-lengser, Pak Harto begitu dibenci banyak orang. Sosok ini dihina dan dicaci maki tiada henti.
Semua orang tahu, dia telah memimpin Indonesia 32 tahun lamanya. Ketika itu Indonesia sangat diperhitungkan oleh siapapun di bawah kendali Pak Harto. Dia pun digelari Bapak Pembangunan.
The Smiling General adalah julukannya. Hal itu karena kebiasaannya menebar senyum, baik kepada kawan maupun lawan.
BACA JUGA:Panji Gumilang Kembangkan Padi Koshihikari di Al Zaytun Indramayu
Akhirnya pertemuan terjadi pada 22 Agustus 2005. Pak Harto datang dengan menggunakan helikopter. Mendarat di lapangan bola yang ditutup menjadi helipad.
Kedatangan Pak Harto disambut langsung Syekh Al Zaytun AS Panji Gumilang. Juga disaksikan banyak orang yang sabar menunggu sosok yang 32 tahun memimpin Indonesia itu.
Silaturahmi pun terjadi antara Pak Harto dengan Panji Gumilang. Pertemuan itupun langsung tampak akrab. Pak Harto yang tampak menua, berdialog dengan Syech Al Zaytun yang lebih muda. Digambarkan mirip pertemuan bapak-anak.
Yang paling menarik, pertemuan itu melahirkan gagasan besar. Apa itu? Mendirikan gedung perkuliahan Universitas Al Zaytun. Nama Pak Harto diabadikan di gedung itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: