Kesaksian Alumni Mahad Al Zaytun Soal NII Hingga 'Kapal Selam' Maha Besar di Bawahnya

Kesaksian Alumni Mahad Al Zaytun Soal NII Hingga 'Kapal Selam' Maha Besar di Bawahnya

Kesaksian Alumni Mahad Al Zaytun Indramayu soal tudingan NII hingga lainnya.-Tangkapan Layar Tv One-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Salah satu alumni Mahad Al Zaytun buka suara soal beragam isu yang kerap dituduhkan pada lembaga pendidikan yang didirikan Syekh Panji Gumilang.

Kali ini, alumni yang bersaksi adalah Ikhsan dari Angkatan 2 yang lulus pada tahun 2005 setelah menempuh pendidikan MTS sampai dengan MA.

"Alumni angkatan kedua yang lulus tahun 2005. Pendidikan di Al Zaytun selama 6 tahun mulai kelas 1 SMP sampai dengan lulus," kata Ikhsan dalam keterangannya.

Dia mengaku, masuk ke Mahad Al Zaytun lewat rekrutmen yang dilakukan oleh koordinator Jakarta Utara. Kemudian keputusan dari orang tua, akhirnya membawa Ikhsan masuk ke pondon tersebut.

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Harga BBM Hari Ini Per 1 Juni 2023 Turun, Cek Disini

"Orang tua pun tertarik dan berpesan ambil pengalamannya. Sebenarnya Mahad Al Zaytun yang normal dan sama dengan lainnya," kata Ikhsan, saat wawancara dengan Stasiun Televisi Tv One, belum lama ini.

Diungkapkan dia, memang ada yang membedakan Al Zaytun dengan lainnya. Yaitu itu isu-isu dan beragam tuduhan yang kerap dialamatkan.

"Kalau kami sebagai santri yang sekolah di sana, tidak ada yang disebut ada NII, kaderisasi rekrutmen, itu salah besar," tandasnya.

Diungkapkan dia, bila memang ada kaderisasi di Al Zaytun, berarti jumlahnya akan sangat besar. Sebab, pada angkatan yang lulus di tahun 2006 saja, jumlahnya bisa mencapai 1.200 orang.

BACA JUGA:Beredarnya Nomor WhatsApp Wakil Bupati Cirebon Tawarkan Program Bantuan Terbukti Hoaks

"Kalau ada kaderisasi dan rekrutmen, kami angkatan 2, 1.200 orang lebih. Itu yang tinggal di sana tidak sampai 20 orang. Itu artinya, tidak ada rekrutmen atau kaderisasi seperti itu," ungkapnya.

Bahkan, kata Ikhsan, selama 6 tahun menempuh pendidikan di sana, semuanya normal. Tidak ada improvisasi dalam ibadah, seperti yang belakangan ini ramai.

"Sama sekali praktik seperti itu. Menurut saya itu, kelihatannya caper atau perhatian lah dari masyarakat," ungkapnya.

Keterangan Ikhsan tersebut mengacu pada Salat Id yang kontroversial terjadi di Mahad Al Zaytun, baru-baru ini. Menurutnya, hal tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: