Kesaksian Alumni Mahad Al Zaytun Soal NII Hingga 'Kapal Selam' Maha Besar di Bawahnya
Kesaksian Alumni Mahad Al Zaytun Indramayu soal tudingan NII hingga lainnya.-Tangkapan Layar Tv One-radarcirebon.com
BACA JUGA:Sevilla Raih Trofi Liga Europa ke-7, Usai Kalahkan AS Roma dalam Adu Pinalti
Namun, Ikhsan juga mengakui, ada beberapa hal yang perlu disorot di Al Zaytun. Sebab, dirinya juga banyak bersentuhan dengan karyawan yang tinggal di sana.
"Al Zaytun itu kalau dikaitkan dengan NII, ada tapi bukan di santrinya. NII-nya itu apa, sistemnya nggak ada. Pendidikan, tidak.
Orang datang ke sana cari NII, mau keliling ke manapun nggak akan ketemu," bebernya.
Bahkan, dia mengistilahkan, mencari NII di Mahad Al Zaytun ibarat memotret angin, yang tidak akan pernah kelihatannya.
BACA JUGA:Tak Dianggap Banyak Orang, Syekh Panji Gumilang Justru Serius, Soal Apa Itu?
Tetapi, dia mengakui, ada beberapa hal yang saampai saat ini menjadi pertanyaan. Misalnya, terkait pelaksanaan acara tertentu yang jumlah audiens-nya bisa mencapai ratusan ribu orang.
Padahal, karyawan di sana hanya sekitar 2 ribu orang. Mulai dari kuli bangunan, tenaga kebersihan dan lainnya. Karyawan tersebut tidak ada orang Gantar atau Mekarjaya. Eksklusif.
Kemudian, jumlah civitas akademik 15 ribu, tapi ketika 1 Muharram ada sekitar 150 ribu orang berkumpul di situ. "Nggak mungkin wali santri itu," ucapnya.
Menurut analisa Ikhsan, penduduk di Al Zaytun bisa dibagi menjadi 4 golongan. Pertama golongan pejabat yayasan dan orang-orangnya. Kedua golongan karyawan. Kemudian santri dan lainnya.
BACA JUGA:Acep dan Pimpinan Daerah Asal PDI Perjuangan Bertemu Ganjar di Semarang: Yakin Menang
Diantara golongan tersebut, ada karyawan yang kehidupannya menyedihkan setelah masuk ke Al Zaytun. Hal itu, diungkapkan dari salah satu kesaksian karyawan.
"Saya tuh punya kedekatan beberapa karyawan. Tentang mereka direkrut di Jakarta. Bekerja di sana. Berdasarkan cerita beliau itu, jual gerobak bakso dijanjikan anak sekolah dan kuliah sampai keluar negeri. Dia bawa anak istrinya sebagai karyawan di barbershop," bebernya.
Karyawan tersebut mengaku menyesal masuk ke Mahad Al Zaytun. Sebelumnya dijanjikan kehidupan akan ditanggung. Tetapi faktanya tidak demikian.
"Gaji mereka secara tertulis 1 juta, tapi yang diterima 300 ribu karena potongan macam-macam. Saya bilang tadi, cari bukti tidak akan ketemu. Tapi ratusan orang akan bersaksi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: