Lieu de Memoire, Sebutan Gedung Perundingan Linggarjati dari Putri van Os

Lieu de Memoire, Sebutan Gedung Perundingan Linggarjati dari Putri van Os

Lieu de Memoire yang menjadi sebutan Gedung Perundingan Linggarjati, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Perbedaan Paham NII dan NII KW 9 yang Disebut Pimpinan Panji Gumilang

Para tokoh seperti Ir Soekarno, Muhammad Hatta dan Sjahrir serta para diplomat Belanda berunding menyepakati jalan untuk Kemerdekaan bagi Indonesia.

Menurut informasi pemandu, kamar itu dulunya jadi tempat istirahta Sutan Sjahrir. Dan di kamar itu pula, foto Johannes van Os dipajang.

"Beliau membangun rumah ini untuk keluarganya pada tahun 1930. Keadaan gedung ini masih sesuai dengan aslinya. Semangat semesta bergelora," tulis keterangan pada tulisan di kamar tersebut.

Disebutkan juga informasi mengenai adanya pemberian frame untuk beberapa barang pajangan di kamar Sutan Sjahrir tersebut.

BACA JUGA:Sertifikat 5 Vihara di Kota Cirebon 'Dirampas' Pemerintah Orde Baru, Gusmul: Kita Siap Fasilitasi

"Frame yang dipakai di ruangan ini adalah sumbangan dari Dr Willem AA van Os FIMCH. Monaco 2007," demikian keterangan tersebut.

Jacobus Koos Johannes van Os adalah direktur dan pemilik Technisch Burreau NV Elenbass Cirebon. Perusahaan tegel ini, dikisahkan menyediakan lantai untuk perbaikan salah satu ruangan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sebab, perusahaan tersebut dikenal dengan tegel beton yang memiliki kualitas baik. Sehingga membuat Sultan Sepuh Cirebon tertarik menggunakan produknya.

Kisah mengenai Joty Ter Kulve yang masih sering datang ke rumah ayahnya di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan itu, tidak banyak yang tahu.

BACA JUGA:Cirebon Mulai 'Mendidih', Ancaman El Nino Mulai Terasa, Suhu Udara 34 Derajat Celcius

Pemandu di Gedung Perjanjian Linggarjati memang tidak menceritakan bagian ini secara khusus. Tapi ketika radarcirebon.com berkunjung dan melihat sesuatu yang menarik di kamar Sutan Sjahrir, barulah diceritakan.

"Anaknya van Os itu, sampai tahun 2017 masih sering ke sini. Malah satu tahun sekali. Waktu peringatan Gedung Perjanjian Linggarjati, beliau juga datang," ungkapnya.

Namun setelah tahun 2017, Joty yang disebut oleh pemandu dengan nama 'Yutih' tidak lagi datang. Yang mewakili adalah anak-anak dari Joty atau cucu dari Van Os.

Melihat dari riwayat pembangunannya Gedung Perundingan Linggarjati pada tahun 1918 mulanya hanya gubuh milik Ibu Jasitem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: