Lieu de Memoire, Sebutan Gedung Perundingan Linggarjati dari Putri van Os
Lieu de Memoire yang menjadi sebutan Gedung Perundingan Linggarjati, Kabupaten Kuningan.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com
BACA JUGA:Nyanyikan Lagu Berbahasa Ibrani, Keroncong Perdamaian Mahad Al Zaytun Dipuji
Kemudian di tahun 1921 oleh seorang Belanda bernama Tersana dibeli dan dirombak menjadi rumah semi permanen.
Tahun 1930 rumah tersebut dibangun menjadi permanen dan rumah tinggal Keluarga Van Os. Hingga tahun 1935 dikontrak oleh Theo Huitker dan dijadikan hotel bernama Rustoord.
Pada tahun 1942 ketka masa invasi Jepang, hotel ini diganti namanya menjadi Hotel Hokay Ryokan.
Dan di Tahun 1945 setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, diberi nama Hotel Merdeka. Di gedung ini, berlangsung peristiwa bersejarah yakni perundingan antara Pemerintah Indonesia dan Belanda.
BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Minta Kolom Agama Dihapus dari KTP, Ini Alasannya
Perundingan tersebut menghasilkan Naskah Linggarjati yang ditandatangani di Jakarta. Karenanya, nama gedung tersebut menjadi Gedung Perundingan Linggarjati.
Pada tahun 1948 - 1950 sejak aksi militer ke-2 atau agresi militer, sempat dipakai untuk markas Belanda.
Hingga tahun 1950 - 1975 setelah pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia, ditempati dan digunakan oleh Sekolah Dasar Negeri Linggarjati.
Pada tahun 1975, sempat dikunjungi Bung Hatta dan Ibu Sjahrir dan membawa pesan bahwa gedung tersebut akan dipugar oleh Pertamina.
BACA JUGA:Anak Pejabat Kuningan Hilang Kontak, Wisuda di Unsil Tidak Hadir, Keterangan Dosen Jadi Titik Terang
Tetapi, rencana ini ternyata tidak sempat terlaksana. Karena hanya sampai pembuatan bangunan sekolah untuk Sekolah Dasar Negeri Linggarjati.
Akhirnya sejak tahun 1976 sampai dengan sekarang, gedung ini oleh pemerintah diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial.
Demikian kisah Lieu de Memoire yang merupakan sebutan untuk Gedung Perundingan Linggarjati dari putri van Os.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: