Alasan Connie Rahakundini Bakrie Membela Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang: Saya Minta dengan Hormat

BACA JUGA:Empal Gentong, Makanan Khas Cirebon yang Sangat Terkenal, Ini Seluk-beluknya

Tetapi, VOC melucuti kemampuan tersebut. Sehingga Bangsa Indonesia kehilangan kemampuan membuat kapal-kapal besar.

"Saya cerita sejarah supaya orang paham, kenapa orang seperti Syekh Panji Gumilang harus didukung tentang bikin kapalnya," tegasnya.

Perspektif sejarah yang jelas mengulas bagaimana VOC melucuti kemampuan maritim Nusantara, tertuang pada Perjanjian Bongaya.

Isi dari perjanjian itu menyatakan bahwa Makassar harus mengakui monopoli VOC. Wilayah Makassar dipersempit hingga tinggal Gowa.

BACA JUGA:6 Menu Pizza Varian Terbaru Oasis Bistro Cirebon, Harganya Cuma Segini

Kemudian rakyat Gowa hanya boleh berlayar dengan izin VOC. Yang tidak kalah penting adalah tonase kapal dibatasi hanya 30 dan 10 ton.

"VOC itu sangat jahat. Makanya, tidak punya lagi kekuatan maritim besar. Hanya kekuatan maritim pesisir," tandasnya.

Dikatakan Connie, apa yang dilakukan Al Zaytun adalah kekuatan maritim yang tersembunyi. Mereka bergerak secara sosial.

"Mereka bikin galangan sendiri, tidak minta uang BUMN. Tapi ingin menghidupkan kembali kejayaan maritim yang dihancurkan," katanya.

BACA JUGA:Kebakaran Hebat Terjadi di Losari, Hanguskan 8 Bangunan

Lagi-lagi Connie menegaskan, dirinya hanya membela apa yang menjadi pembidangan dirinya. Soal agama dan lainnya, sudah ada yang mengurus dan berwenang.

Selain soal kembali ke ekonomi biru, kunci dari kemampuan galangan kapal besar di Indonesia adalah soal kemandirian. Ketika mampu memproduksi kapal berukuran besar, sangat mudah diubah jadi kapal militer. "Buat saya itu, seeing is believing," tandasnya.

Soal galangan kapal yang disegel, Connie menegaskan, berkaitan dengan izin, seharusnya menjadi tugas dari pemerintah daerah untuk dimudahkan.

"Dibantu saja izinnya. Yang penting sekarang cita-cita Al Zaytun mau membangun ekonomi maritim, dapat diwujudkan," katanya.

Sumber: