Berawal Sebagai Pangkalan Militer Belanda, Bandara Wiriadinata Pernah Mati Suri Akibat Covid-19
Aktivitas di Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.-Radar Tasikmalaya-
TASIKMALAYA, RADARCIREBON.COM – Sebelum bakal menjadi salah satu pintu gerbang menuju Jawa Barat bagian selatan via Bandara Kertajati, Bandara Wiriadinata sudah menujukkan eksistensinya terlebih dahulu.
Bandara Wiriadinata ternyata sudah ada sejak 1947 atau berusia 76 tahun. Pasalnya, bandara ini sudah dibangun ketika Belanda melakukan agresi militer pasca kemerdekaan RI sebagai pangkalan militer.
Dengan perkembangan waktu, bandara ini pun akhirnya jatuh ke tangan RI dan mulai beroperasi melayani penerbangan komersial pada tahun 1950.
Dan, oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) direnovasi menjadi bandara yang lebih modern pada 2017 lalu.
BACA JUGA:Mako Brimob dan Markas TNI Jadi Target Serangan Oknum Karyawan BUMN Terduga Terorisme
Namun, bandara yang mengambil nama dari pahlawan asal Tasikmalaya, yakni Wiriadinata ini, mengalami mati suri pada saat pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020. Padahal, sebelumnya sudah ada rute penerbangan Tasikmalaya-Jakarta.
Pasca pandemi Covid-19, awal tahun 2022 Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, sebetulnya sudah mulai membangun komunikasi untuk menghidupkan kembali Bandara Wiriadinata.
Saat itu, Pemkot Tasikmalaya mengirimkan surat kepada sejumlah maskapai penerbangan seperti CitiLin, Wing Air, Nam Air, namun belum ad jawaban dan kepastian.
Kemudian di akhir tahun 2022, Pemkot Tasikmalaya juga melakukan pendekatan bersama seluruh stakeholder di Kota Tasikmalaya untuk meminta dukungan agar Bandara Wiriadinata kembali digunakan melayani penerbangan rute perjalanan Tasikmalaya-Jakarta.
BACA JUGA:Somasi ke IAIN Syekh Nurjati Tak Direspon, Warga GSP Surati Pemkot dan DPRD Kota Cirebon
Sebelumnya, Bandara Wiriadinata sempat bangun dari mati surinya dengan kehadiran maskapai Susi Air.
Penerbangan untuk rute perjalanan Tasikmalaya-Jakarta dengan maskapai Susi Air menggunakan pesawat Grand Caravan, untuk terbang dari Bandara Wiriadinata ke Jakarta (Pondok Cabe).
Saat itu jadwal penebangan setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu.
Penerbangan menggunakan maskapai Susi Air ternyata tidak berjan lama juga. Hanya sampai bulan September 2022. Setelah itu Bandara Wiriadinata kembali sepi.
Pemkot Tasikmalaya kembali mengirimkan surat kepada Kementerian Perhubungan untuk meminta diaktifkan kembali Bandara Wiriadinata Tasikmalaya.
Pasalnya, perjalanan Tasik-Jakarta menjadi sangat panjang dan butuh waktu lama. Bahkan sesekali harus mengalami kemacetan.
BACA JUGA:Pengembangan Bandara Kertajati Belum Selesai, Bakal Lebih Besar dari Terminal 3 Bandara Soetta
Selain karena jalur yang dilalui untuk rute perjalanan Tasik-Jakarta yang berkelok-kelok dan pegunungan, juga belum tersedianya sarana jalur lain.
Rencana pembangunan tol juga belum bisa terealisasi dalam waktu dekat ini. Pemerintah masih terus melakukan persiapan untuk bisa membangun jalan tol untuk jalur Tasik-Bandung.
Alternatif lain yang bisa dilakukan dengan waktu yang cepat untuk bisa mewujudkan rute perjalanan Tasik-Jakarta hanya dalam hitungan kurang dari 1 jam adalah dengan reaktivasi Bandara Wiriadinata.
Pembangunan infrastrtuktur Bandara Wiriadinata yang dilakukan sekitar tahun 2017 dulu menghabiskan biaya yang tidak sedikit juga.
Saat ini rencana reaktivasi Bandara Wiriadinata sedang ditempuh kembali oleh Pemerintah Kota Tasikamalaya.
Bahkan, pihak Pemkot Tasikmalaya dan pihak maskapai sudah memiliki kesepahaman dengan pihak Maskapai CitiLink dari Grup Garuda yang akan melayani rute perjalanan Tasik-Jakarta.
Kabar gembira tentang kepastian reaktivasi Bandara Wiriadinata untuk penerbangan komersil mulai ada titik terang.
Dengan kembali aktifnya Bandara Wiriadinata, sudah pasti akan ada penerbangan untuk rute perjalanan Tasik-Jakarta.
Dan, akan segera dilakukan penerbangan perintis dari Bandara Kertajati menuju Bandara Wiriadinata. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase