Gubernur Ridwan Kamil Resmikan Ketahanan Pangan Digital Desa

Gubernur Ridwan Kamil Resmikan Ketahanan Pangan Digital Desa

SIMBOLIS: Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyerahkan gabah yang akan disimpan Leuit kepada kuwu Babakan Losari Kabupaten Cirebon, kemarin.-Deni Hamdani-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM -Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri kegiatan Gebyar Desa yang dilaksanakan di Desa Tersana Kecamatan Pabedilan, Selasa (22/8).

Pada momen tersebut, gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu meresmikan Ketahanan Pangan Digital Desa (Tapal Desa).

Selain meresmikan Ketahanan Pangan Digital atau Leuit (bangunan tempat menyimpan padi, red), Gubernur Ridwan Kamil juga mengukuhkan Kelembagaan Masyarakat Hukum Adat (KMHA), dan memberikan penghargaan bagi BUMDes Bintang 5.

Dalam acara ini juga menampilkan mobil Maskara sebagai hadiah istimewa dari gubernur Jawa Barat kepada desa yang berprestasi.

BACA JUGA:Tragedi Telur Bebek di Laga Persib vs Barito Putera, Diduga Perantara Kekuatan Gaib

BACA JUGA:Gaya Classy Yamaha Rayakan Kemerdekan Indonesia Bersama Komunitas Wanita Girls Day Out

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menegaskan bahwa Gebyar Desa ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan di tingkat desa, serta merayakan keberhasilan Provinsi Jawa Barat dalam upaya tersebut.

“Dalam program ketahanan pangan ini salah satu yang kita munculkan dan kita bangkitkan kembali adalah kita mengangkat kearifan lokal yang namanya lumbung pangan atau yang disebut Leuit,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat, Dicky Saromi menyatakan bahwa Leuit sebagai gagasan orisinil dari gubernur Jawa Barat dalam menghadapi tantangan krisis pangan dan resesi di masa depan. Saat ini, ungkap Dicky, telah dibangun 29 Leuit di desa di Jawa Barat.

“Karena kita ketahui bahwa inflasi terjadi di Indonesia dan seluruh dunia. Kemudian, perubahan-perubahan cuaca dan sebagainya adalah sesuatu yang kita tidak bisa prediksi kapan akan berakhir, tetapi yang namanya pangan adalah komoditi strategis dan itu harus dijaga diseluruh desa agar desa bisa menabung pangan. Oleh karena itu dalam menabung pangan itu kami sediakan tempatnya yang kokoh dan kuat, semoga ini akan membangkitkan kembali kearifan lokal,” tuturnya.

BACA JUGA:Cirebon Mendung 2 Hari, Apakah Terkait Modifikasi Cuaca Jakarta untuk 'Bilas' Polusi Udara? Begini Kata BMKG

BACA JUGA:Malaysia Menang Lawan Timor Leste, Indonesia Dipastikan Lolos Semifinal Piala AFF U-23

Terkait dengan pengoperasiannya, Dicky menegaskan bahwa Leuit akan dikelola oleh masing-masing pemerintah desa (pemdes). “Sistemnya kita serahkan kedesa dan itu menjadi milik desa, ini adalah salah satu belanja yang ada di DPMD. Kita akan membangun kurang lebih 17 Leuit di Jawa Barat tahun ini. Kapasitasnya 5 sampai 10 ton,” ungkap Dicky.

Dijelaskannya, ada beberapa kriteria desa yang dibangun Leuit di Jawa Barat. Pertama, desa disni penghasil padi dengan lahan basahnya. Kedua, dulunya ada budaya yang namanya lumbung pangan. “Dan yang ketiga ada kesediaan dari desa itu sendiri termasuk lahan yang merupakan lahan milik desa,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: