Wisata Gang: Tolak Balak dari Masjid Jagabayan, Air Sumurnya Diyakini Bisa Sembuhkan Penyakit
Masjid Jagabayan Cirebon yang menurut sejarah berawal dari pos jaga dan didirikan Pangeran Nalarasa pada tahun 1537 M. -Jerrel-Radarcirebon.com
BACA JUGA:Belum Difungsikan Penuh, Bandara Kertajati Sudah Layani 32.000 Penumpang
Namun, informasi yang didengungkan bahwa di Cirebon ada kerajaan baru justru tidak dijumpai Pangeran Nalarasa. Yang ada justru pondok tempat orang mengaji dan sangat ramai.
Di pondok itu, banyak santri yang sedang mengaji. Saat memasuki salah satu pondok Pangeran Nalarasa bertemu dengan Pangeran Walangsungsang.
Namun yang terjadi bukannya membawa Pangeran Walangsungsang untuk kembali ke Kerajaan Pajajaran. Pangeran Nalarasa justru masuk memeluk agama Islam dan tinggal menetap di Cirebon.
Oleh Sunan Gunung Jati diberi gelar Tumenggung Jagabayan.
Menurut Moch Faozan, Juru Kunci Masjid Jagabayan, sebelum adanya masjid di Cirebon, di sinilah tempat musyawarahnya para Wali Cirebon.
Namun, hanya berbentuk pos penjagaan Kerajaan Pakungwati, tepat di depan gerbang Keraton Cirebon. Dari sinilah cikal bakal Masjid Jagabayan terbentuk.
Hingga kini, ada hal unik di Masjid Jagabayan ini. Setiap malam Jumat Kliwon masyarakat dari berbagai daerah datang untuk melakukan doa bersama dan tawasul.
Juga mengirimkan doa kepada para Wali dan Sesepuh Cirebon sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka. Tradisi ini khusus diadakan untuk mengingatkan sejarah di balik berdirinya Masjid Jagabayan.
“Tradisi yang sudah kami lakukan turun-temurun adalah tawasul di malam Jumat Kliwon. Biasanya banyak tamu yang berdatangan untuk melakukan doa bersama dan kegiatan rutin tersebut,” ujarnya.
Selain itu, di sini terdapat sumur yang dipercaya sebagai wasilah keselamatan, dan penjagaan. “Yang terpenting innamal a’malu binniyat terhadap Allah SWT,” tutupnya.
Seperti diketahui, Masjid Jagabayan terletak di Jalan Karanggetas RT 01 RW 09 Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Masjid yang memiliki nama asli Masjid Jami Jagabayan ini merupakan peninggalan para wali dan sultan Cirebon.
Masjid ini berukuran 7×8 meter. Lokasinya hampir tidak terlihat karena sepanjang Jalan Karanggetas dipenuhi jejeran toko emas dan toko kelontong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: