Parkir di Bandara Kertajati, Maskapai Penerbangan Kecipratan Program Insentif dari Angkasa Pura 2

Parkir di Bandara Kertajati, Maskapai Penerbangan Kecipratan Program Insentif dari Angkasa Pura 2

Pengelola Bandara Kertajati, PT AP2 menggratiskan biaya parkir pesawat.-Baehaqi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Sebagai upaya menarik maskapai penerbangan agar betah dan mau mengoperasionalkan pesawatnya di Bandara Kertajati, PT Angkasa Pura 2 memberikan kelonggaran dalam pemanfaatan area bandara.

Bahkan, PT Angkasa Pura 2 memberikan parkir pesawat gratis kepaada sejumlah maskapai yang beroperasi di Bandara Kertajati.

Menurut Direktur Operasi PT Angkasa Pura 2, Wendo Asrul Rose bahwa sudah dia sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Jawa Barat untuk memberikan program insentif kepada sejumlah maskapai yang akan beroperasi di Bandara Kertajati.

“Program insentif yang kami akan sampaikan kepada teman-teman airline operator, pertama adalah free landing fee. Kebijakan ini kurang lebih 6 bulan akan kita berikan kepada airline operator,” sebutnya.

BACA JUGA:Kalau Ada Dept Collector Mengancam Debitur, Dirkrimsus Polda Metro Jaya: Ini Melanggar Hukum

Kemudian, free parking  fee selama 6 bulan juga untuk 6 jam pertama ini  untuk penumpang.

Selain itu, diskon sewa kantor sebesar 50 persen selama 6 bulan pemakaian. Dan juga, diskon 50 persen pemakaian garbarata atau jembatan penghubung ruang tunggu penumpang dengan pintu pesawat, serta lainnya.

Sebelumnya, pengamat dunia penerbangan dari Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia, Alvin Lie mengaku tidak yakin jika Bandara Kertajati siap dibuka untuk melayani rute penerbangan.

Sebab, dari sisi bisnis dan marketing belum ada upaya dari pemerintah untuk mengedukasi masyarakat, khususnya yang tinggal di Bandung dan sekitarnya, agar mereka tertarik terbang dari Bandara Kertajati.

BACA JUGA:Jika Terbang dari Bandara Kertajati, Maskapai dan Penumpang Akan Mendapatkan Keuntungan Ini

Dijelaskan, untuk mengubah prilaku atau kebiasaan membutuhkan waktu dan daya tarik yang luar biasa. Sehingga, orang mau keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuai yang baru dengan penuh resiko.

“Apakah ini sudah diperhitungkan oleh Kementerian Perhubungan ataupun pemrintah  daerah?,” tanya Alvin.

Dia mengatakan, boleh saja pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan berbicara bahwa semua pembangunan dan segala aspek pendukungnya sudah selesai dan siap.

Namun, yang perlu diperhitungkan adalah manfaat yang dirasakan warga Bandung ketika harus pindah kebiasaan terbang.

BACA JUGA:Pengamat: Pemindahan Rute Penerbangan dari Bandung ke Kertajati Belum Kasih Manfaat Kepada Masyarakat

Artinya, tidak sekedar waktu tempuh lebih singkat dengan sudah beroperasinya jalan Tol Cisumdawu.

“Saya melihat, orang Bandung yang memilih terbang dari Jakarta melakukan hal-hal berikut: Melihat rute, melihat jadwal, dan membuat keputusan tentang jadwal.”

“Saya belum menemukan informasi tentang niat warga Bandung untuk terbanglah di Kertajati. Yang mungkin membuat warga Bandung ini terheran-heran karena saya lebih memilih untuk pergi ke Kertajati daripada ke Jakarta, yang saya belum pernah melihat,” katanya.

Ibarat orang jualan, lanjut Alvin, bicara Bandara Kertajati baru sekedar keunggulan produk. Namun, keunggulan ini belum diterjemahkan kedalam manfaat yang diberikan kepada pelanggan.

BACA JUGA:Peserta BPJS Kesehatan Tak Perlu Bawa Surat Rujukan Lagi ke RS: Cukup Daftar di Aplikasi Mobile JKN

“Karena itu, saya menekankan strategi komunikasi Kementerian Perhubungan dan Pemda, karena selama tetap berpusat pada diri sendiri dan mengabaikan aspek pengguna jasa,” imbuhnya.

Pengguna jasa yang dimaksud adalah penumpang dan maskapai penerbangan. Sebab, keduanya saling berkaitan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase