Rencana Jalan Tol Tasikmalaya - Kuningan, Ternyata Sudah Dirintis Prabu Siliwangi

Rencana Jalan Tol Tasikmalaya - Kuningan, Ternyata Sudah Dirintis Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi pernah menginisiasi perkerasan jalan, mirip dengan jalan tol dari Tasikmalaya ke Kuningan.-Istimewa/Diolah-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Seandainya terwujud rencana jalan tol dari Tasikmalaya menuju ke Kuningan, ternyata sebagian jalur tersebut sudah dirintis dan dibangun oleh Prabu Siliwangi

Sebagian rencana pembangunan jaringan Jalan Tol Tasikmalaya-Kuningan yang sudah dirintis, dibangun bahkan sudah dikeraskan oleh Prabu Siliwangi adalah jalur Kawali, Panawangan dan Cikijing. 

Sebab, Sri Baduga Maharaja pernah membuat akses yang saat ini mungkin bisa disebut jalan tol. Jalan yang dirancang penguasa Kerajaan Pajajaran ini menghubungkan sejumlah wilayah. Sekarang sebagian malah sudah menjadi kota.

Wilayah-wilayah itu dirancang oleh Prabu Siliwangi untuk menjadi penghubung daerah-daerah kekuasaan Pajajaran. 

BACA JUGA:Kebakaran Lahan di Bandara Kertajati, Malaysia Airlines Gagal Mendarat, EGM BIJB: Itu Tidak Benar

Infrastruktur jalan yang sudah dilakukan pengerasan di era kakek Sunan Gunung Jati itu, dibangun membentang dari Kawali sekarang masuk wilayah Kabupaten Ciamis, hingga Pakuan atau Bogor sekarang.

Dalam Prasasti Batu Tulis, disebutkan ruas ini menghubungkan sejumlah kawasan mulai dari Kawali, Talaga, Karangsambung, Tomo, Cisalak dan Jalan Cagak. 

Kemudian menuju ke Sagalaherang, Wanayasa, Cikao, Tanjungpura, Warunggede, Cibarusah, Cileungsi dan Pakuan.

Jika dilihat sekarang ini, “Jalan Tol” Prabu Siliwangi ini menghubungkan, Kabupaten Ciamis, Majalengka Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi hingga Bogor.

BACA JUGA:Aksi Bullying Juga Terjadi di Balikpapan, Pemukulan Hingga Smackdown Diterima Korban

Seperti diketahui, Sri Baduga Maharaja berkuasa pada 1482 sampai dengan 1521 Masehi. Di masa itu, Pajajaran mencapai kejayaannya. Baik secara pemerintahan, ekonomi, hingga kestabilan keamanan, sosial, politik dan keagamaan.

Saat itu, posisi Pakuan Pajajaran dijadikan sebagai ibu kota. Yang terus diperkuat dalam segi pertahanan dengan membangun parit-parit dan rekonstruksi kota.

Tidak hanya itu, dilakukan pengendalian banjir yang melanjutkan era Kerajaan Tarumanegara yakni dengan pembangunan Telaga Rena Mahawijaya.

Keberadaan Telaga ini, mengatur aliran Sungai Cisadane dan Cipaku, sehingga dapat mengendalikan debit air dan menghindari terjadinya banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: