Hamas Bikin Israel Kelabakkan, Prestasi Terbaik Palestina dan Kegagalan Terbesar Mossad
Pejuang Palestina mengambil alih kendaraan taktis militer Israel. Beberapa hari terakhir Israel kewalahan diserang oleh Hamas. -Sheraze Aliya Gaza/Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA:David da Silva Makin Dipuja, Bobotoh Sampai Menuntut Hal Ini ke Manajemen, Akan Dipenuhi?
Simak pengakuan mantan serdadu Israel yang tak pernah mau mengambil tawanan Palestina, baik wanita dan anak-anak langsung dibunuhnya.
Orang masih ingat tentang pembantaian di kamp Pengungsi Shabra dan Shatila oleh Ariel Sharon. Sekarang sudah puluhan tahun koma antara mati dan hidup.
Pembantaian Sabra dan Shatila terjadi pada September 1982 di Beirut Lebanon yang saat itu diduduki oleh Israel. Pembantaian ini dilakukan oleh para milisi Kristen Maronit Lebanon terhadap pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila.
Pasukan-pasukan Maronit berada langsung di bawah komando Elie Hobeika yang belakangan menjadi anggota parlemen Lebanon. Pada tahun 1990-an juga menjadi seorang menteri di kabinet Lebanon.
BACA JUGA:BF Penyebar Video 47 Detik Mirip Rebecca Klopper Ternyata Dapat Uang Banyak
Sepanjang peristiwa ini, kamp-kamp ini dikepung oleh tentara-tentara Israel, dan para milisi itu dikirim oleh Israel untuk mencari anggota-anggota PLO.
Sejauh mana Israel bersalah dalam pembantaian ini banyak diperdebatkan, dan Israel menyangkal bahwa pihaknya bertanggungjawab langsung. Namun temuan-temuan membuktikan bahwa orang-orang Israel, antara lain Ariel Sharon, secara tidak langsung bertanggungjawab.
Sejak 1975 hingga 1990, Lebanon terlibat dalam perang saudara antara kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga. Orang-orang Kristen Maronit yang dipimpin oleh partai Falangis dan milisi, mula-mula bersekutu dengan Suriah. Kemudian dengan Israel yang mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina).
Sementara itu, faksi yang lainnya bersekutu dengan Suriah, Iran dan negara-negara lain di wilayah itu. Selain itu, sejak 1978 Israel telah melatih, mempersenjatai, memasuk dan menyediakan seragam bagi Tentara Kristen Lebanon Selatan, yang dipimpin oleh Saad Haddad.
BACA JUGA:Ganjar Pranowo ke Cirebon, Mengaku Punya 2 Hal yang Menarik, Apa Itu?
Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban hingga ribuan orang. Beberapa pembantaian yang terjadi selama periode ini termasuk Pembantaian Karantina (Januari 1976) oleh pihak Falangis terhadap para pengungsi Palestina, pembantaian Damour (Januari 1976) oleh PLO terhadap orang-orang Maronit dan Pembantaian Tel el-Zaatar (Agustus 1976) oleh Falangis terhadap pengungsi-pengungsi Palestina.
Dua penyerbuan besar atas Lebanon oleh Israel (1978 dan 1982) mengakibatkan tewasnya 20.000 orang, kebanyakan kaum sipil Lebanon dan Palestina. Jumlah keseluruhan korban di Lebanon selama masa perang saudara ini diperkirakan sampai 100.000 orang.
Sabra adalah nama dari sebuah pemukiman miskin di pinggiran selatan Beirut Barat, yang bersebelahan dengan kamp pengungsi UNRWA Shatila yang dibangun untuk para pengungsi Palestina pada 1949.
Selama bertahun-tahun penduduk dari kedua wilayah ini menjadi semakin bercampur, sehingga istilah "kamp Sabra dan Shatila" menjadi biasa. Penduduknya membengkak oleh karena pengungsi-pengungsi Palestina dan Syi'ah dari selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: