Mengerikan, Indonesia Punah pada 2030? Tergambar dalam Novel ‘Ghost Fleet’, Bacaan Wajib Petinggi Militer AS
Novel Ghost Fleet yang salah satunya menceritakan bahwa Indonesia akan puncah di tahun 2030.-Ilustrasi/Yuda Sanjaya-radarcirebon.com
BACA JUGA:Manfaat Minum Sprite saat Haid, Benarkah Bisa Melancarkan?
“Kanal sepanjang enam ratus mil antara RI dan Malaysia kurang dari dua mil lebarnya pada jarak tersempit, hampir memisahkan masyarakat otoriter Malaysia dari anarki di mana RI tenggelam ke dalamnya setelah Perang Timor II,” seperti ditulis dalam novel tersebut.
Penggambaran Indonesia itu tertulis saat Komandan Kapal USS Coronado, Jamie Simmons tengah berada di Selat Malaka.
Simmons sempat mengatakan dalam novel itu bahwa lebih dari separuh kapal dunia melintas di Selat Malaka.
Indonesia kembali disinggung pada halaman 19 dalam kalimat yang diucapkan salah satu tokoh dalam novel, General Wu Liao saat berada di Kantor Kedubes AS di Beijing Tiongkok.
“Latihan bersama Tiongkok untuk membantu membawa perintah ke perairan di sekitar bekas RI, merupakan pertanda kita akan menjadi yang paling kuat di masa depan,” kata Jenderal Wu di novel itu.
Pada halaman 29 juga ditulis, wilayah bekas Indonesia kembali disebut. Kali ini oleh Laksamana Wang yang tengah merencanakan strategi mempertahankan wilayahnya.
Wilayah bekas Indonesia disebut-sebut menyimpan cadangan energi. Karenanya, Tiongkok, berupaya menghalau AS masuk wilayah yang salah satunya adalah ‘bekas’ Indonesia.
Meski begitu, Indonesia hanya disebut secara sepintas saja. “Meskipun mereka (AS) tidak lagi membutuhkan sumber energi asing yang pernah diraih dan rasakan, kita masih harus menanggung gangguan mereka dalam kepentingan kita di Transjordan, Venezuela, Sudan, Uni Emirat Arab dan bekas Indonesia,” kata Wang.
Kemudian pada halaman 62, bekas wilayah Indonesia kembali disinggung. Sama seperti sebelumnya, Indonesia hanya disebut sambil lalu.
Tak ada kalimat yang menggambarkan kondisi Indonesia secara rinci saat AS dan Tiongkok terlibat perang di 2030.
“Drone listrik V1000 milik Direktorat (Tiongkok) sebenarnya telah digunakan untuk berbagi data kepada sistem komersial. Tapi kelincahan dan kemampuannya menghilang menjadikannya pilihan bagi Tiongkok untuk misi penyerangan di Afrika dan bekas RI,” begitu kutipan tulisan di novel tersebut.
Dalam Ghost Fleet di halaman 119, penulis sempat menyindir Indonesia, meski sudah tak ada dalam novel yang ditulisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: