Misteri Karomah Mbah Muqoyyim Dikeluarkan saat Dikepung Serdadu Belanda di Sindanglaut
Kompleks pemakaman Mbah Muqoyyim di Desa Tuk Karangsuwung, Kabupaten Cirebon. Foto:-Istimewa/Net-
Seperti yang terjadi pada suatu malam, serangan mendadak dari serdadu-serdadu Belanda menyergap Mbah Muqoyyim di Pasawahan, Sindanglaut.
Pertempuran pun tak terelakan antara pengikut Mbah Muqoyyim dengan para serdadu Belanda.
Malam semakin gelap. suasana pun semakin mencekam ketika Mbah Muqoyyim dan para pengikutnya mulai terdesak.
BACA JUGA:Briptu Renita Rismayanti, Sosok Polisi Wanita Indonesia yang Diganjar Penghargaan oleh PBB
Namun hal yang tak terduga terjadi. Mbah Muqoyyim mengambil kendi kemudian melemparkannya ke dalam balong atau kolam.
Seketika dari balong tersebut muncul luapan air bah bagaikan banjir bandang. Pasukan Belanda kocar-kacir tidak sedikit yang menjadi korban.
Mbah Muqoyyim dan pengikutnya selamat kemudian pindah ke kampung Tuk. Tidak lama kemudian lokasi baru ini diketahui Belanda. Pihak musuh datang lagi untuk menyergap.
Kali ini pun Belanda kembali gagal. Kemudian atas saran dari Kiai Ardi Sela, Mbah Muqoyim melakukan perjalanan ke Pemalang, Jawa Tengah. Sebagai rakyat biasa.
BACA JUGA:Proses Hukumnya Sudah Sampai MA, Korban Penipuan Proyek Desak Kejaksaan Lakukan Eksekusi
Kiai Muqoyyim melakukan penyamaran kemudian menetap di kampung Beji, Pemalang, Jawa Tengah.
Suatu ketika utusan dari Cirebon datang meminta bantuan. Wabah menyerang. Pihak Keraton dan Belanda tak bisa mengatasinya.
Mbah Muqoyyim pun diminta pulang untuk menyelesaikan masalah. Mbah Muqoyyim menyanggupi setelah mengajukan 2 syarat.
Pertama, meminta Belanda membebaskan Pangeran Chaerudin yang dibuang ke Ambon. Kedua, meminta kesultanan Cirebon membangun mesjid di tiap desa.
Mbah Muqoyyim pun kembali ke Cirebon. Menyelesaikan berbagai persoalan termasuk wabah yang menyerang penduduk.
Setelah itu, Belanda menghapus status Mbah Muqoyyim sebagai buronan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: