Kemenkes Perintahkan Puskesmas dan Fasyankes untuk Kembali Layani Vaksinasi Covid-19

Kemenkes Perintahkan Puskesmas dan Fasyankes untuk Kembali Layani Vaksinasi Covid-19

Warga mengikuti vaksinasi covid 19.-Dokumen-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Adanya kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, perlu diwaspadai semua pihak.

Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali memerintahkan Puskesmas dan fasilitas kesehatan (faskes) lainnya agar memberikan pelayanan vaksinasi Covid-19.

"Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar memastikan semua Puskesmas dan Fasyankes lainnya yang berada di wilayah kerjanya tetap memberikan pelayanan vaksinasi Covid-19, dan memastikan ketersediaan vaksin," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan tertulisnya.

BACA JUGA:Dua Orang Jurnalis TVRI Ditunjuk Menjadi Moderator dalam Debat Capres dan Cawapres Pemilu 2024 Tahap Pertama

Selain memberikan vaksi, Maxi meminta kepala dinas kesehatan seluruh Indonesia mengamati penularan kasus Covid-19.

"Mengamati perkembangan Covid-19 belakangan ini, bahwa telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Filipina termasuk Indonesia, sehingga diperlukan kewaspadaan agar Covid-19 tidak meluas," ujarnya.

Ia juga mengingatkan tenaga kesehatan, tenaga medis dan petugas lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan merupakan kelompok sasaran yang mempunyai risiko tinggi tertular Covid-19.

BACA JUGA:Heboh Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Pihak Desa dan KUA Merasa Dibohongi

Pasalnya, mereka setiap hari berinteraksi dengan pasien dan pengunjung lainnya.

"Sehingga perlu mendapatkan perlindungan yang optimal dengan melengkapi dosis vaksinasi Covid-19 baik primer, maupun lanjutan (booster) sesuai ketentuan," ujarnya.

Diketahui, Covid-19 varian Eris EG.5 jadi jenis baru yang muncul di Singapura, virus tersebut diduga kuat menjadi pemicu meningkatnya kasus Covid di Singapura.

Di saat bersamaan, kasus Covid-19 di Tanah Air pun juga ikut naik.

BACA JUGA:Pengungsi Rohingya Datangi Indonesia, Begini Keterangan UNHCR

Berdasarkan penjelasan dokter paru, kemungkinan kasus Covid-19 terbaru ini karena antibodi masyarakat mulai menurun.

Suntikan vaksin booster Covid-19 secara massal di Indonesia, terakhir kali dilakukan dua tahun lalu.

Kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Erlina Burhan, SpP(K), gejala yang ditimbulkan dari subvarian omicron ini mirip-mirip.

Sebaran varian omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia sempat jadi momok menakutkan.

BACA JUGA:Sri Wahyuni Utami Herman Raih Gelar Perempuan Inspiratif Indonesia 2023

Lonjakan sebarannya dinilai jauh lebih cepat, sehingga vaksin booster sangat diperlukan.

Gejala yang ditimbulkan dari virus Covid-19 varian Eris EG.5 mirip-mirip di antaranya seperti hidung meler, disertai nyeri tenggorokan.

"Terutama Omicron BA.5 dan BA.5 selain hidung meler, juga nyeri tenggorokan," beber Spesialis Paru RS Persahabatan dalam konferensi pers, Jumat, 8 Desember 2023.

Ia melanjutkan, gejala lain yang dirasakan dari paparan virus ini seperti nyeri otot hingga nyeri badan.

BACA JUGA:Kampanye di Kota Cirebon, Anies Baswedan Dapat Doa Dari Sultan Kasepuhan PRA Luqman Zulkaedin

Erlina menegaskan, gejala Covid-19 varian Eris EG.5 mirip-mirip dengan varian sebelumnya itu.

"Gejala nyeri otot, nyeri badan, nggak enak badan adalah gejala umum.

"Hampir sama semua Covid itu terjadi. Jadi gejalanya nggak terlalu berbeda, mirip-mirip," jelasnya.

Efektifitas vaksin booster, lanjut Erlin, sebagai proteksi antibodi tubuh seiring waktu akan menurun.

Penurunan sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan vaksin bisa terjadi hanya dalam hitungan bulan.

Ia mengatakan, efektifitas vaksi akan menurun bulan keenam dan bulan ke-12. Tidak ada garansi vaksin bisa bertahan seumur hidup.

BACA JUGA:Heboh Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Pihak Desa dan KUA Merasa Dibohongi

"Seiring waktu daya tahan tubuh atau titer antibodi kekebalan Covid-19 yang dihasilkan vaksin mulai declining, berkurang terutama setelah bulan ke-6 sampai ke-12," bebernya.

Ditambahkan, penyebab penurunnya sistem kekebalan tubuh karena jarak antara vaksin terakhir kali cukup jauh.

"Ada kemungkinan bahwa titer antibodi juga menurun karena sudah lama kita divaksin," ujarnya.

Minimal, antibodi akan menurun setelah enam bulan disuntik vaksin.

"Sudah lebih dari enam bulan dan secara teori harusnya (antibodi) menurun," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase