Persib Bandung Merubah Hari Jadinya, Bapak di Tasimalaya Kebingungan

Persib Bandung Merubah Hari Jadinya, Bapak di Tasimalaya Kebingungan

Ilustrasi logo Persib Bandung. Foto:-Persib-

TASIKMALAYA, RADARCIREBON.COM – Bapak dari Persib Satu Sembilan Tiga Tiga sedang bingung. Pasalnya, hari lahir Persib Bandung yang sebelumnya 14 Maret 1933, berubah menjadi 5 Januari 1919.

Warga Kabupaten Tasikmalaya, Asep Kuswandi (40) merupakan fans berat Persib Bandung. Saking cintanya terhadap klub sepakbola tersebut, anak laki-lakinya dinamai Persib Satu Sembilan Tiga Tiga.

Persib Satu Sembilan Tiga Tiga merupakan anak Asep Kuswandi dengan Lilis Sumiati yang lahir pada 25 Maret 2018.

Dalam keterangannya, Asep mengaku nama anaknya ini merupakan janji kepada dirinya sendiri jika memiliki anak laki-laki sebelum Lilis hamil.

BACA JUGA:Gugatan UU Pilkada Diterima, Imron - Ayu Tetap Menjabat Sampai Mei 2024 Mendatang

BACA JUGA:Shin Tae-yong Ditargetkan Lolos 16 Besar Piala Asia 2023 Qatar

Nama anaknya tersebut sempat viral pada 2018, lantaran foto akta kelahiran Persib jadi perbincangan di media sosial.

Asep mengungkapkan, bahwa dirinya sudah mencintai Persib sejak dirinya masih kecil.

Perlu diketahui, Persib Bandung resmi mengumumkan perubahan hari jadi dari 14 Maret 1933 ke 5 Januari 1919.

Pengumuman tersebut dilakukan langsung oleh CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita sesaat setelah menerima hasil riset dari Tim Peneliti Hari Jadi Persib yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad), Prof Kunto Sofianto PhD di Graha Persib, Minggu 17 Desember 2023 lalu.

BACA JUGA:Tabrakan Beruntun di Cianjur Terulang, Sama-sama Truk Muatan Air, Korban Pengemudi Sepeda Motor

BACA JUGA:Bupati Imron Dukung Pemberantasn Miras, Obat Berbahaya dan Judi di Kabupaten Cirebon

Dijelaskan, penetapan tanggal 5 Januari 1919 sebagai hari jadi Persib Bandung dilakukan setelah tim peneliti bekerja cukup lama melakukan riset sejarah dengan merujuk pada sumber primer dan  sumber sezaman.

"Riset hari jadi ini dilakukan untuk menjawab keresahan dan bahkan keraguan yang muncul dalam satu dekade terakhir, terutama dari pegiat literasi, jurnalis dan Bobotoh Persib karena tidak adanya bukti otentik dasar penetapan hari jadi Persib pada tanggal 14 Maret 1933," jelas Prof Kunto dilansir dari laman resmi klub, Kamis 21 Desember 2023.

Selain itu, narasi yang menyebutkan bahwa Persib (Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond/BIVB) merupakan salah satu dari tujuh perserikatan (bond) pendiri PSSI pada 19 April 1930 menjadi alasan lain timnya melakukan kajian ilmiah dan riset hari jadi ini.

Logikanya, tegas Prof Kunto, sebagai salah satu pendiri PSSI, Persib harus lahir terlebih dulu dari yang dilahirkannya.

BACA JUGA:Tahun Baru di Cirebon, Aston Hotel Menjanjikan Kemewahan dengan Harga Mulai Rp500 Ribuan

“Dalam perspektif historis, tanggal 14 Maret 1933 yang selama ini diyakini sebagai hari jadi Persib, tidak berdasarkan fakta sejarah (ahistoris) apabila dikaitkan dengan peran BIVB dalam proses pendirian PSSI pada tanggal 19 April 1930," jelasnya.

Prof. Kunto juga menjelaskan, di antara lima titimangsa yang ditemukan oleh tim peneliti, tanggal 5 Januari 1919 merupakan hasil interpretasi yang paling logis karena didukung oleh fakta sejarah yang kuat (primer).

Di luar tanggal tersebut empat titimangsa lainnya adalah 11 Juli 1914, 19 Mei 1923, 22 Oktober 1928 dan 18 Maret 1934.

"Setelah melewati langkah-langkah ilmiah yang lumayan panjang, termasuk uji publik melalui Focus Group Discussion (FGD) secara terbuka.”

BACA JUGA:PNM Cirebon Resmikan Kampung Madani di Desa Mundu Pesisir

“Kami berkeyakinan untuk menyimpulkan bahwa tanggal 5 Januari 1919 bisa dijadikan sebagai hari jadi Persib," kata Prof Kunto.

Dasar penetapan 5 Januari 1919 sebagai hari jadi Persib adalah adanya momen kesepakatan dalam vergadering (rapat) 13 klub pribumi seperti KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil untuk mendirikan sebuah bond atau perserikatan bernama Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond (BIVB). Fakta tersebut ditemukan dalam pemberitaan surat kabar Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919.

Dijelaskan Prof Kunto, ke-13 klub pribumi tersebut memutuskan membentuk bond tersendiri sebagai bentuk “perlawanan” terhadap diskriminasi yang dilakukan bond Hindia Belanda, Bandoengsch Voetbal Bond (BVB) terhadap sepak bola bumiputera.

Seusai deklarasi pendirian, dibentuklah susunan kepengurusan di bawah kepemimpinan Soetan Baginda M. Djamil sebagai presiden bond dan Soegeng sebagai wakilnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase