Gropyokan Tradisi Petani di Gegesik Cirebon, Kerahkan Anjing dan Burung Hantu Berburu Hama Tikus

Gropyokan Tradisi Petani di Gegesik Cirebon, Kerahkan Anjing dan Burung Hantu Berburu Hama Tikus

Petani di Gegesik Kabupaten Cirebon masih melakukan tradisi Gropyokan, berburu hama tikus pakai anjing dan burung hantu. Foto:-Samsul Huda-Radar Cirebon

Gropyokan Tradisi Petani di Gegesik Cirebon, Kerahkan Anjing dan Burung Hantu Berburu Hama Tikus

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Petani di Gegesik Kabupaten Cirebon kerahkan anjing dan burung hantu.

Itu dilakukan untuk memburu hama tikus saat memasuki musim tanam

Seperti yang dilakukan baru-baru ini, sejumlah kelompok tani di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, melakukan antisipasi serangan hama tikus. 

Pengendalian hama tikus dengan cara gropyokan tikus itu berkolaborasi dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA:Makin Dekat dengan Pelanggan, Dulux Experience Store Hadir di Cirebon, Ada di Toko Berlian Alam Tegalgubug

Metode berburu tikus kelompok petani ini menggunakan pengasapan, emposan atau pemberian racun tikus, serta penggalian lubang. 

Cara tradisional tersebut dinilai efektif lantaran dapat menekan populasi hama tikus. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, pada BPSBTPH Provinsi Jawa Barat, Sartono, menyampaikan, gropyokan atau berburu tikus oleh masyarakat setempat dinilai efektif. 

Kerjasama antar petani dan pemerintah juga melibatkan hewan buruan seperti anjing dan burung hantu. 

BACA JUGA:Viral Mie Gacoan Cirebon: Kasus Mie Belatung Selesai, Begini Penjelasan Polisi

BACA JUGA:6 Orang Meninggal Ada Warga Cirebon, Korban Kebakaran Karaoke Orange Tegal

“Gropyokan ini bisa disebutkan tradisi petani di Kecamatan Gegesik yang turun temurun. Kami berburu tikus yang merusak tanaman secara manual dibantu dengan anjing pelacak," kata Sartono kepada Radar Cirebon, Senin 15 Januari 2024. 

Selain dibantu anjing, pihaknya juga melibatkan burung hantu untuk mempercepat pengendalian populasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: