Gedung Bundar Cirebon Akan Jadi Mini Museum, Begini Sejarah Pembangunannya
Gedung Bundar akan dijadikan zona kreatif untuk beragam kegiatan kebudayaan dan pariwisata yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di sekitarnya.-Khoerul Anwarudin-Radarcirebon.com
Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya SSos menjelaskan bahwa revitalisasi tersebut dilakuan untuk menghidupkan kembali Gedung Bundar yang menjadi bagian dari kawasan Taman Kebumen.
BACA JUGA:Jelang Laga Persib Bandung vs PSIS, Orang Mabuk Dilarang Nonton di SJH
BACA JUGA:Inilah Sosok Caleg Termuda yang Terpilih Masuk Gedung DPRD Kota Cirebon
Rencananya, selain perbaikan fisik pada bangunan itu sendiri, akan ada berbagai kegiatan yang akan diadakan di dalam dan sekitar gedung.
Rencananya, pada lantai atas Gedung Bundar akan dijadikan pusat informasi pariwisata dan mini museum Kota Cirebon.
Sementara lantai bawah akan digunakan untuk kegiatan ekonomi seperti kedai kopi.
Selain itu, area sekitar Gedung Bundar juga akan diberdayakan untuk berbagai kegiatan kreatif seperti workshop dan seni budaya. Namun, Agus menegaskan bahwa pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar gedung tidak akan diusir, melainkan akan ditata dengan lebih rapi.
“Semua rencana ini diharapkan selesai pada akhir 2024. Namun pengaktivasian gedung akan dipercepat pada Mei 2024 meskipun fasilitasnya belum sepenuhnya lengkap,” katanya.
Sejarah Pembangunan Gedung Bundar Cirebon
Gedung Bundar sendiri merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di Kota Cirebon.
Bangunan ini dibangun pada masa pemerintah Kolonial Belanda. Konsep pembangunan Gedung Bundar merupakan satu kesatuan dengan Kawasan Pelabuhan Cirebon.
Adapun fungsinya adalah sebagai menara pengawas.
Sejarah Gedung Bundar sangat erat kaitannya dengan Lapangan Kebumen.
Maka tak heran, peran Gedung Bundar sama pentingnya dengan Lapangan Kebumen yang dulu menjadi pusat pemerintahan Karesidenan Cirebon.
Sebagai kawasan pusat pemerintahan Karesidenan Cirebon, Lapangan Kebumen dibangun dengan sistem tata ruang bangunan pemerintahan kolonial yang sentralistik dan ekonomi yang monopolistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: