Mei 2024, BMKG: 63,66 Persen Wilayah di Indonesia Masuki Musim Kemarau
Ilustrasi musim kemarau.-pexels.com -
RADARCIREBON.COM – Memasuki bulan Mei 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau.
Berdasarkan catatan BMKG, Sebanyak 63,66 persen wilayah di Indonesia akan memulai periode kemaraunya hingga bulan Agustus mendatang.
BACA JUGA:Polsek Lemahwungkuk Amankan 9 Bocah yang Terlibat Tawuran Konten
BACA JUGA:Indonesia Lolos Final Thomas Cup 2024, Jonatan Christie Jado Penentu Kemenangan Atas Taiwan
BACA JUGA:Kalahkan Korea Selatan, Indonesia Masuk Final Uber Cup 2024
BMKG menyebutkan beberapa kota di Indonesia memiliki suhu panas di atas 36°C antara lain Deli Serdang dan Medan di Sumatera Utara dengan suhu 37,1°C dan 36,6°C, Kapuas Hulu di Kalimantan Barat dengan 36,6°C, serta Sidoarjo di Jawa Timur dan Bengkulu dengan suhu yang sama.
“Sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba, sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024,” terang Deputi Bidang Meteorologi Guswanto pada Jumat, 3 Mei 2024.
BACA JUGA:Waspada! Demi Lolos ke Olimpiade 2024, Pelatih Guinea U-23 Akan Berjuang Keras Kalahkan Indonesia
BACA JUGA:Lantik DPD LPM Kabupaten Cirebon, Bupati Imron: Peran Aktif Pengurus Sangat Kami Harapkan
BACA JUGA:Inilah Persyaratan dan Cara Daftar jadi Anggota Panwaslu Kecamatan di Kota Cirebon
Meskipun demikian, Guswanto menyebut cuaca panas yang terjadi di Indonesia berbeda dengan fenomena gelombang panas di beberapa wilayah Asia sepekan terakhir.
Menurut World Meteorological Organization (WMO) fenomena tersebut terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah yang dekat permukaan karena adanya anomali dinamika atmosfer.
BACA JUGA:Pendaftaran Panwaslu Dibuka, Bawaslu Kota Cirebon: Dimulai Besok
BACA JUGA:Bursa Calon Bupati Kuningan, Sekda Dian Diusung Partai Golkar
Sedangkan, gelombang panas yang datang ke Indonesia belakangan ini merupakan fenomena tahunan akibat gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.
BACA JUGA:Indonesia vs Guinea Digelar Tanpa Penonton, Kick Off Malam Hari
Lebih lanjut, WMO menyebut fenomena gelombang panas yang terjadi di beberapa wilayah Asia sulit terjadi di Indonesia karena berada pada daerah ekuator. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase