Peneliti Macan Tutul di Gunungmanik Kuningan Mengaku dari Uniku, Rektorat Beri Penjelasan

Peneliti Macan Tutul di Gunungmanik Kuningan Mengaku dari Uniku, Rektorat Beri Penjelasan

Pihak Rektor Uniku memberikan keterangan perihal peneliti macan tutul yang hadir di Desa Gunungmanik, Kuningan.-Andre Mahardika-Radar Kuningan

BACA JUGA:Komitmen Meningkatkan Pelayanan Bagi Konsumen, Yamaha Premium Dealer Hadir di Momen Perayaan Ulang Tahun ke-50

Saat ini, Tim gabungan yang terdiri dari BKSDA, BPBD, TNI/ POLRI, tokoh masyarakat, tetap melakukan patroli di lokasi macan tutul yang dikabarkan sering turun gunung itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 8 orang yang mengaku dari Uniku, melakukan penelitian dan sosialisasi perihal macan tutul yang turun ke pemukiman Desa Gunungmanik.

Namun menurut Juhari, kedatangan kelompok tersebut ke kampungnya itu, tidak sesuai dengan kehendak warga yang ingin dilakukan evakuasi macan tutul secepatnya.

Upaya penangkapan macan tutul yang bakal dilakukan, menurut Juhari, tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh para peneliti tersebut.

BACA JUGA:80 Persen Pedagang Pasar Tanjungsari Gunakan QRIS, Transformasi Digital Dinilai Berhasil

"Tapi kata mereka (Peneliti), tidak seperti itu," kata Juhari dikutip dari radarkuningan.com.

Tanggapan dari para peneliti tersebut, sempat membuat dirinya dan warga lain beradu argumen hingga emosi terpancing.

"Akhirnya, ya saya selaku Kuwu di sini mewakili masyarakat, hanya bisa bilang silahkan saja gimana bagusnya," tutur Juhari.

Dijelaskan Juhari, kedatangan peneliti yang mengaku utusan dari BKSDA Kuningan itu, dirasa kurang tepat dengan alasan yang mereka kemukakan.

BACA JUGA:Daihatsu Tutup Semester 1 2024 dengan Kenaikan Market Share Menjadi 20,7 Persen

Pemaparan yang diberikan oleh para peneliti tersebut, sambung Juhari, seolah tidak memperhatikan kondisi warga yang dirasakan saat ini.

Warga saat ini sedang dilanda kecemasan dengan adanya macan tutul yang diketahui sering masuk ke pemukiman.

"Peneliti malah bilang, tidak apa-apa macan tutul tidak apa-apa, kan saya tambah bingung," ungkap Juhari.

Dengan adanya pemahaman seperti itu, Juhari dan warga malah tambah bingung di tengah kecemasan yang mereka landa sekarang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: