Penyebab Macan Tutul Masuk ke Pemukiman di Kuningan, Dekan Uniku Beri Penjelasan

Penyebab Macan Tutul Masuk ke Pemukiman di Kuningan, Dekan Uniku Beri Penjelasan

Dekan Fakultas Kehutanan Uniku Dr Yayan Hendrayana, menjelaskan fenomena macan tutul yang sering muncul ke pemukiman warga akhir-akhir ini.-Andre Mahardika-Radar Kuningan

BACA JUGA:Pemain Asing Bidikan Bojan Hodak Asal Argentina, Manajemen Persib Bandung Beri Syarat

Masih dalam penjelasannya, poin penting dari fenomena macan tutul dari segi akademik keilmiahan, dirinya menekankan untuk tidak menyalahkan satwa yang dilindungi tersebut.

Namun, apakah ada habitat yang terganggu oleh ulah manusia atau apa? Yang jelas satwa apapun tidak bakal memahami bahwa keberadaannya mendekat ke pemukiman warga.

"Menariknya gini, ketika ada macan satu nongol, itu rame, pasti. Tapi ketika 100 hingga 200 orang masuk ke hutan, biasa saja, ya karena si macan tidak punya medsos. Tidak adilnya disitu, mungkin kata si macan, saya cuma nongol dan tidak mengganggu, eh viral," jelasnya lagi.

Disinggung mengenai insting macan tutul, dirinya menjelaskan terdapat perbedaaan dengan harimau. 

BACA JUGA:Dipuji Australia, Dipermasalahkan Vietnam, Stadion Piala AFF U19 2024

Namun begitu, dirinya menekankan bisa saja macan tutul menyerang manusia bilamana merasa tertekan atau kelaparan.

"Insting macan tutul itu sebenernya akan lari bila melihat manusia. Mungkin saking lapar, bisa saja," jelasnya.

Sementara insting harimau, tambahnya, ketika bertemu manusia, bisa saja menerkam, minimal bakal melakukan konfrontasi. 

"Sedangkan macan tutul tidak, tapi kalau situasi terjepit, mungkin saja," tuturnya.

BACA JUGA:Emak-emak Kompak Ngecat Kelas 1 SDN Klayan, Dukung Anak Sekolah

Dikatakannya, kebiasaan macan tutul masih kuat menahan lapar dalam beberapa hari.

"Untuk lebih dari seminggu bisa saja tapi kalau lebih seminggu, tetap saja mereka lapar," ungkapnya.

Kemudian, dirinya mengapresiasi langkah tim gabungan yang berhasil mengusir macan tutul dengan menggunakan taktik menebar kotoran singa.

"Jadi begini, setiap ekologi satwa juga ada yang lebih kuat, dia pasti tarik mundur dan menghindar. Terbukti juga kemarin kan, yang dilakukan teman teman BKSDA berhasil kan," pungkasnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: