Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pencegahan Stunting

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pencegahan Stunting

Program Studi D.III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya turut melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mencegah terjadinya stunting bertempat di Aula UPT Puskesmas Sitopeng, beberapa waktu lal-Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi D.III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya-RADAR CIREBON

Walaupun sudah mengalami penurunan signifikan, pemerintah Kota Cirebon terus melakukan penanganan stunting.

Hal ini diperkuat dengan ditetapkannya Peraturan Wali Kota Nomor 34 Tahun 2022 yaitu fokus melakukan percepatan penurunan stunting.

Realisasi dari Perwali ini dengan dibentuknya Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader keluarga berencana.

Tim ini bertugas untuk melakukan pendampingan terhadap keluarga yang memiliki risiko untuk melahirkan generasi stunting.

BACA JUGA:Momentum Hari Pelanggan Nasional, General Manager Witel Priangan Timur Kunjungi PT Embee

Salah satu bentuk pendampingannya adalah pembeian ASI ekslusif, yang didukung oleh Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 yaitu tentang ASI Ekslusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Pemerintah telah menetapkan target cakupan ASI eksklusif tahun 2024 di angka 80 persen.

Data terakhir menunjukkan capaian rata rata nasional 71,58 persen. Kota Cirebon memiliki target cakupan ASI yang sama  yaitu 80 persen.

Kelurahan Argasunya merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Sitopeng memiliki cakupan ASI ekslusif berdasarkan Bulan Penimbangan Balita Agustus 2024 sebesar 69,9 persen.

"Belum maksimalnya capaian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan ibu, sosial budaya setempat, ibu yang bekerja, ibu yang sakit, anggapan ASI kurang dan lainnya," jelasnya.

Untuk itu, Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi D.III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya hadir untuk memberdayakan kader posyandu sebagai Kader Peduli ASI Hebat (KaLi ASI-H).

Kader dibekali pengetahuan tentang manajemen laktasi dan keterampilan dalam melakukan konseling pada ibu hamil tentang persiapan menyusui.

Melalui kegiatan ini, harapannya dapat menjadi langkah awal bagi kader dalam mempersiapkan ibu hamil agar lebih mengenal anatomi payudaranya, memahami pentingnya ASI, tahu kunci keberhasilan menyusui dan manfaatnya, paham akan masalah-masalah dalam pemberian ASI, serta tahu mitos-mitos menyusui. Selain itu, kader dibekali teknik dalam melakukan konseling menyusui.

"Diharapkan anggapan bahwa susu formula dapat menggantikan ASI tidak akan terjadi, karena hakikatnya ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman lainnya, sampai usia 6 bulan dan dapat dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang berkualitas," jabarnya.

Adapun kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung di Aula UPT Puskesmas Sitopeng, beberapa waktu lalu dengan menyertakan 23 orang kader posyandu.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Tata Usaha (Ka TU) UPT Puskesmas Sitopeng Arifatul Fahmi, S Kep Ners dan dihadiri pula oleh Nita Riani Puspita SKM sebagai Pelaksana Program Gizi UPT Puskesmas Sitopeng.

BACA JUGA:Demo Ojol di Kota Cirebon Ajukan 6 Tuntutan Berikut Ini

Kegiatan diawali dengan pemberian kuesioner pada kader untuk mengukur tingkat pengetahuan awal sebelum dilakukan edukasi tentang manajemen laktasi, diperoleh nilai rata-rata pengetahuan baik yaitu sebanyak 56,5 persen (13 kader).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase