SDN Sadagori dan LPAI Bersatu Melawan Perundungan

SDN Sadagori dan LPAI Bersatu Melawan Perundungan

Sosialisasi anti perundungan dengan menggandeng LPAI Kota Cirebon di SDN Sadagori 1 Kota Cirebon, Rabu (2/10).-ADE GUSTIANA-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - SD Negeri Sadagori 1 Kota Cirebon menggelar sosialisasi anti perundungan dengan menggandeng Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Cirebon. Kegiatan Projek Pengenalan Profil Pelajar Pancasila (P5) itu dilaksanakan di halaman sekolah setempat, Rabu (2/10).

Acara bertajuk "Mari Bersatu Melawan Perundungan" tersebut diikuti para siswa dan orang tua mereka. LPAI Kota Cirebon menekankan pelajar di sekolah yang berlokasi di Jalan Kesambi Dalam itu untuk tidak saling mengejek. Tidak melakukan kekerasan, baik fisik atau kekerasan verbal.

"Kita semua harus saling menyayangi ya anak-anak," kata Ketua LPAI Kota Cirebon, Sonia Dwi Wahyuni.

Dalam kesempatan tersebut, anak-anak juga diajak terlibat aktif. Menjawab pertanyaan hingga bernyanyi bersama untuk membangun suasana yang lebih akrab dan cair. Sonia bilang, sebagai orang tua juga harus aktif mengetahui tumbuh kembang hingga pergaulan anak.

BACA JUGA:Mengenang Tragedi Kanjuruhan, ICJR: Pemerintah Gagal dan Ingkar Janji Tuntaskan Kasus Ini

"Orang tua pun harus bisa membimbing dan membina anak-anak menjadi lebih baik. Pengaruh terbesar perkembangan anak ada di rumah, orang tua dan keluarga yang masih ada di lingkungan keluarga kecil," paparnya.

Setelah dengan anak-anak, sharing session difokuskan dengan orang tua. Para orang tua diizinkan bertanya hingga berkeluh-kesah seputar anak maupun hal lain yang berhubungan dengan tema utama. Siswa dan orang tua diperintahkan untuk berani speak up jika terjadi perundungan.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Sadagori 1 Cirebon, Apriani Dinni SAg MPdi menjelaskan, tema anti perundungan dipilih melihat anak-anak di sekolah yang sangat mudah untuk saling mengejek. Sehingga terjadi selisih paham.

Tak cukup sampai di situ. Perselisihan antar orang tua juga kerap terjadi. Berawal dari masalah anak di sekolah. Persoalan seperti itu yang coba ditengahi pihak sekolah. Juga terjadi, kata Apriani, para orang tua yang tidak terima ketika anaknya ditegur oleh guru.

BACA JUGA:Sebentar Lagi Purna Bhakti, Segini Uang Pensiun yang Diterima Jokowi

Sedikitnya, rangkaian P5 ini dikelompokkan menjadi 3 fase. Anti perundungan adalah fase pertama. Fase kedua yaitu dampak dari perundungan dengan narasumber dari Polres Cirebon Kota (Ciko). Fase ketiga yakni konsekuensi atau punishment dengan narasumber dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Cirebon.

Apriani menuturkan, bahwa karakter anak bukan hanya terbentuk dari sekolah. Tapi terpengaruhi dari bimbingan orang tua maupun dari lingkungan rumah. Ia berharap dari kegiatan yang terselenggara, anak dan orang tua bisa saling memahami peran masing-masing. Sehingga tak salah dalam merespons setiap peristiwa yang terjadi.

Kepala sekolah yang membawahi 467 siswa itu menambahkan, SDN Sadagori 1 Cirebon berkomitmen menindaklanjuti setiap laporan perundungan dari orang tua maupun anak. Bukan hanya perundungan dalam bentuk fisik atau verbal. Tapi pelecehan seksual.

"Ketika ada orang tua melaporkan perundungan, kita langsung tindaklanjuti. Tentunya, identitas korban kita rahasiakan. Teman-temannya tidak ada yang tahu," pungkas Apriani. (ade)

BACA JUGA:Kekeringan, Polsek Gempol Distribusikan Bantuan Air Bersih ke Warga yang Membutuhkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: