3 Pabrik Gula di Cirebon Sejarah dan Perkembangan Sejak Hindia Belanda, Nomor 1 Terbesar di Asia
Bangunan bersejarah Pabrik Gula Karangsuwung, Kabupaten Cirebon. Foto:-Dok. Radar Cirebon-
Saat ini, Pabrik Gula Sindanglaut berada di bawah naungan PT Rajawali II, meski sempat tidak beroperasi sejak 2020 karena masalah keuangan.
2. Pabrik Gula Tersana Baru
Pabrik ini dibangun pada akhir abad ke-19 di wilayah Babakan, Cirebon. Pabrik Gula Tersana Baru menjadi salah satu sentra produksi gula besar pada masa kolonial Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pabrik ini juga dinasionalisasi pada 1958. Sama seperti pabrik gula lainnya, Tersana Baru
berada di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kini dikelola oleh PT Rajawali II, yang merupakan bagian dari RNI Group.
3. Pabrik Gula Karangsuwung
Didirikan pada tahun 1854, Pabrik Gula Karangsuwung merupakan salah satu yang tertua di Cirebon, dibangun oleh NV Maatschappij tot Exploitatie der Suiker Onderneming Karangsoewoeng.
Pabrik ini memiliki kapasitas produksi besar dan menjadi bagian penting dalam industri gula Hindia Belanda.
Setelah nasionalisasi pada tahun 1958, Pabrik Gula Karangsuwung sempat beroperasi tetapi kemudian ditutup karena tidak lagi ekonomis.
Nasionalisasi
Ketiga pabrik gula ini dinasionalisasi pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 yang mengatur pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia.
Selanjutnya, pabrik-pabrik gula ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN), yang kemudian berubah menjadi PT Rajawali II di bawah naungan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Informasi ini menunjukkan pentingnya peran industri gula dalam sejarah ekonomi dan kolonialisme di Indonesia, khususnya di wilayah Cirebon.
Wisata Edukasi Pabrik Gula
Nah, keseriusan Pemkab Cirebon membangun destinasi wisata edukasi pabrik gula sudah ditunjukan oleh Pj Bupati, Wahyu Mijaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: