Kera Berekor Panjang Serang Tanaman, Petani Gula Aren Bantarujeg Terancam Bangkrut
Kadus cijurai Kulur keluhkan soal kera ke petugas bksda-Almuaras-Radarmajalengka.com
MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Serangan kera berekor panjang alias monyet terhadap tanaman dan kebun warga dikeluhkan para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka.
Seperti yang dikeluhkan Kepala Desa Salawangi Kecamatan Bantarujeg, Dede. Menurut Dede,setelah dua tahun lalu ada penanganan untuk kera kera liar dari BKSDA Cirebon bersyukur ada dampak positifnya, tapi saat ini monyet-monyet itu kembali menyerbu tanaman dan kebun para petani.
Dikeluhkan Kades Dede,monyet itu merusak dan memakan tanaman padi, jagung dan lainnya sehingga sangat merugikan para petani.
Bahkan para petani gula aren ( guka merah) di desanya yang menjadi ikon Kabupaten Majalengka kini sudah tidak produksi karena aklat penyadap gula aren dirusak oleh kera-kera liar itu. Sehingga banyak warganya yang kehilangan penghasilan dan jelas sangat merugikan.
BACA JUGA:Singgung Wakil Bupati Hadir Tahun 2023, JAI Heran dengan Larangan Jalsah Salanah Mendadak
Disebutkan Kuwu Dede, populasi kera berekor panjang sangat pesat dan menggila- gila sehingga merusak tanaman palawija seperti jagung padi, singkong dan lainnya.
“Kami berharap dinas terkait bisa turun tangan serta ada perhatian khusus untuk mengatasinya karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak, kalau penanganan oleh BKSDA dilakukan setiap dua tahun sekali maka tidak efektif karena populasi kera sangat cepat,” tandas Kuwu Dede.
Sementara itu, Camat Bantarujeg, Agus Heryanto mengaku belum ada laporan tentang serangankera di Desa Salawangi. Ia tidak membantah jika beberapa desa diKecamatan Bantarujeg yang dekat dengan hutan banyak terdapat kera liartersebut.
Senada, Ketua Kelompok Tani Gedong Gincu Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka ,Saputri mengeluhkan hal sama soal serangan kera terhadap tanaman pohon gedong gincu mereka. “Kami berharap pihakter kait bisa turun tangan untuk bisa mengatasinya,” harapnya.
BACA JUGA:Respons Tegas Partai Demokrat Usai MJ Dituding Lakukan Pelecehan Seksual
Terpisah, Kepala Dusun Cijurai Desa Kulur Kecamatan Majalengka,Iwan Raswan (43) menyebutkan para petani di dusunya sangat dirugikan adanya kera-kera yang merusak tanaman dan kebun mereka.
Menurut Kadus Iwan,pihaknya sudah berkomunikasi dengan petugas BKSDA Jawa Barat, Deden untuk menangani hama monyet tersebut.
“Kemungkinan kera kera itu turun menyerang lahan warga karena makanan dihutan sudah berkurang dan kelaparan,kera kera itu berkelompok kelompok saat merusak dan memakan tanaman dan kebun warga,” jelas Kadus Iwan.
Disebutkan Iwan ada sekitar 200 an lebih kera yang berkeliaran di wilayan Cijurai. Untuk solusinya sementara warga menjaga tanaman terutama siang dan sore hari untuk menghalau kera kera itu. “ Kami sangat berharap pemerintah daerah melaluidinas terkait untuk turun tangan mengatasinya karenaakibat tanaman diserang kera,hasilnya jadi berkurang drastic,” tandasnya.
BACA JUGA:Shio Ciong di Tahun 2025: Beneran Buntung? Cek Daftar dan Cara Atasinya!
Saat dikonfirmasi Radar, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka,Drs Agus Permana, MP menyatakan akan berkoordinasi dengan para penyuluh, pihak TNGC, BKSDA untuk mengatasi masalah kera tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi KSDA Wilayah VI Tasikmalaya BBKSDA Jawa Barat, Sarif Hidayat, S.Sos M.Sc mengatakan bahwa satwa liar itu dibagi menjadi satwa liar dilindungi dan satwa liar tidak di lindung, berdasarkan regulasinya memang satwa liar dilindungi itu merupakan milik negara dan OKI harus dilindungi dalam hal ini melalui BBKSDA Jawa Barat.
Sedangkan untuk satwa yang tidak dilindungi termasuk didalamnya MEP berdasarkan UU nomor 23 tahun 2014, kewenangannya ada di pemerintah daerah (provinsi atau kabupaten dan kota)Namun demikian, dalam koordinasi dilapangan pihaknya sering diminta untuk membantu penangananya.
“Dan kami ditingkat tapak resort cirebon yang wilayah kerjanya meliputi wilayah 3 Cirebon seringkali membantu dalam hal upaya penanganannya baik langsung ataupun menerima penyerahan satwa dari upaya yang dilakukan masyarakat atau instansi terkait,” bebernya melalui sambungan ponselnya.
Ditambahkan Sarif Perlu ada sinergi dan kepedulian multi pihak dalam penanganan konflik satwa liar tersebut.. “ Harapannya satwa liar dan masyarakat bisa hidup berdampingan secara bijaksana mengingat satli juga merupakan bagian dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem hutan atau lingkungan hidup yg dibutuhkan / menunjang hajat hidup orang banyak,” ujarnya (ara)
BACA JUGA:Poktan RW 15 PHS Sukses Budidayakan Mangga Agri Gardina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: