Gaya Hidup YONO Bakal Jadi Tren Tahun 2025, Buka Lahan Bisnis Baru

Perubahan gaya hidup ini membuka banyak peluang bisnis, terutama di sektor penyewaan dan layanan berbasis berbagi (sharing economy). Berikut adalah beberapa sektor yang diprediksi akan berkembang seiring dengan tren YONO:

1. Penyewaan Properti

Dengan semakin banyak orang yang tidak ingin membeli rumah atau apartemen karena gaya hidup minimalis, bisnis penyewaan properti akan semakin diminati. Konsep co-living atau rumah sewa berbasis komunitas dapat menjadi pilihan populer bagi generasi muda yang mengadopsi gaya hidup YONO.

BACA JUGA:Penutupan TPA Kubangdeleg Berdampak pada Truk Pengangkut Sampah

BACA JUGA:VIRAL! Diduga Geng Motor Majalengka Beraksi di Baturuyuk, Begini Respons Polisi

2. Penyewaan Barang dan Peralatan

Layanan penyewaan barang seperti peralatan rumah tangga, gadget, kendaraan, hingga pakaian formal atau kasual diperkirakan akan tumbuh pesat. Bisnis seperti ini memungkinkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan sementara tanpa harus membeli dan menyimpan barang.

3. Layanan Berbasis Keanggotaan

Konsep langganan atau keanggotaan untuk mengakses barang atau jasa tertentu juga akan menjadi peluang bisnis besar. Contohnya adalah layanan berbasis keanggotaan untuk berbagi kendaraan, alat olahraga, atau bahkan peralatan dapur.

4. Jasa Konsultasi dan Kurasi Barang Minimalis

Dengan meningkatnya minat terhadap gaya hidup minimalis, jasa konsultasi yang membantu individu memilih barang multifungsi yang tepat bisa menjadi peluang bisnis baru. Selain itu, kurasi produk-produk ramah lingkungan dan berkualitas tinggi yang sejalan dengan prinsip YONO juga akan diminati.

5. Bisnis Produk Multifungsi

Gaya hidup YONO mendorong permintaan terhadap produk-produk yang multifungsi, berkualitas tinggi, dan tahan lama. Bisnis yang menawarkan produk seperti ini, baik berupa furnitur, pakaian, atau alat elektronik, memiliki potensi besar untuk sukses.

Mengapa Gaya Hidup YONO Diminati?

Gaya hidup YONO tidak hanya tentang efisiensi, tetapi juga memberikan keuntungan psikologis. Dengan memiliki lebih sedikit barang, seseorang cenderung merasa lebih bebas dari beban material, lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, dan lebih menghargai pengalaman daripada kepemilikan.

Sumber: