Dedi Mulyadi Bongkar Penyebab Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membongkar penyebab kemiskinan yang terjadi di Jawa Barat.-Tangkapan Layar-Youtube
BACA JUGA:Terungkap, Penyebab Kemacetan di Tol Cipali Pada Arus Mudik Hari Ini
Dicontohkan KDM, masyarakat yang tinggal di kawasan Utara maupun Selatan, kerap menghambur-hamburkan uang kepada hal-hal yang justru tidak terlalu penting.
Setiap musim panen, sebut Dedi, masyarakat Jawa Barat yang tinggal di bagian Utara dan Selatan, mayoritas bakal menggelar hajatan.
Tidak tanggung-tanggung, hajatan yang digelar kerap mendatangkan artis hiburan dengan biaya cukup mahal.
"Prilaku kajen teuing tekor asal kasohor masih terjadi," jelasnya.
Mereka berani menggelar hajatan mewah, meskipun uang yang digunakan merupakan pinjaman dari bank atau pihak lain.
Parahnya lagi, sebut Dedi, banyak warga di pedesaan, menggelar hajatan dengan menggunakan jasa event organizer.
BACA JUGA:Pesan Kapolresta Cirebon Saat Pantau Jalur Arteri Arus Mudik Lebaran 2025
"Asumsinya, uang bakal kembali dari amplop undangan. Fakta yang terjadi, pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Akhirnya mereka kembali miskin karena harus berhutang lagi," papar Dedi.
Tidak hanya itu, kemiskinan yang banyak menimpa masyarakat sekarang ini, akibat mimpi yang terlalu tinggi tetapi jauh dari kenyataan.
Dengan harapan bisa mendapatkan uang secara mudah, masyarakat mudah tergiur dengan bujukan judi online (Judol) yang justru menjerumuskan.
"Bermimpi dengan melakukan pinjamam online untuk judi online. Miskin lagi," kata Dedi.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), di Jawa Barat dari 27 daerah, angka kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Indramayu.
Daerah berjuluk Kota Mangga ini tercatat memiliki angka kemiskinan sebesar 11,93 persen atau terdapat 212.140 jiwa hidup dalam garis kemiskinan.
BACA JUGA:Ajak Member Loyal Bukber di Penghujung Ramadan, Alfamart Beri Banyak Hadiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: