Baru Tahu! Seminggu Pasca Dilantik, Prabowo Sudah Siapkan Skema Hadapi Kenaikan Tarif Impor Amerika

Indonesia gabung dengan BRICS salah satu cara untuk menghadapi perang dagang dalam kancah ekonomi global.-Istimewa-
Mengutip dari keterangan tertulis Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia (RI), Presiden Prabowo sudah merancang kebijakan strategis sejak hari pertama dilantik.
"Dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan ketajaman melihat dinamika geopolitik."
"Pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia,” kata Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Noudhy Valdryno dalam keterangan tertulisnya yang diterima radarcirebon.com, Kamis 3 April 2025.
Bahkan, Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan tiga gebrakan yang disinergikan dengan strategi geopolitik yang matang.
Sehingga diharapkan bisa membawa Indonesia tetap tumbuh dan berkembang meskipun dalam situasi disrupsi ekonomi global, seperti kebijakan tarif impor 32 persen dari Amerika Serikat kepada Indonesia.
BACA JUGA:Petang Tadi, 39,8 Ribu Kendaraan Bergerak Menuju Arah Jakarta via Tol Cipali
BACA JUGA:Indonesia Tempati Peringkat ke-123 FIFA, Erick Thohir: Alhamdulillah
Salah satu taktik yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto agar ekonomi Indonesia tetap tumbuh ditengah disrupsi ekonomi global adalah dengan memperluas mitra dagang.
Atau tidak bergantung pada satu atau dua negara saja sebagai mitra dagang utama Indonesia.
Seperti yang sudah disaksikan bersama pada minggu pertama setelah dilantik, Presiden Prabowo Subianto mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), sebuah kelompok ekonomi yang mencakup 40 persen perdagangan global.
Tentu saja, langkah ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional. Keanggotaan Indonesia di BRICS memperkuat berbagai perjanjian dagang multilateral.
Tidak hanya dengan BRICS, Indonesia juga telah menandatangani perjanjian seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 10 negara ASEAN dan Australia, China, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru, yang mencakup 27 persen perdagangan global.
Serta, aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang mencakup 64 persen perdagangan global, serta beberapa perjanjian dagang lainnya CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA.
BACA JUGA:Suka Duka Pemudik Asal Yogyakarta yang Singgah di Kota Cirebon: Lelah Hilang Saat Bertemu Keluarga
BACA JUGA:Fungsi dan Daftar Speaker Mobil 15 Inch Terbaru Online
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase