Penderita DBD Meninggal Dunia
KUNINGAN – Jika Minggu (1/3) kemarin ada pengidap HIV/AIDS yang meninggal dunia, kini giliran penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kuningan yang berpulang. Gigitan nyamuk aedes aegpty, penyebab DBD, memakan korban jiwa, kemarin. Dia adalah Ahmad Fauzan (20), warga Desa Sampora, Kecamatan Cilimus. Fauzan menghembuskan napas terakhir ketika masih dalam proses pemeriksaan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD 45 Kuningan, Senin (2/3), pukul 15.00. “Betul, satu penderita DBD meninggal dunia,” aku Kabid Dalmaskes pada Dinas Kesehatan Kuningan, Ucup Supriatna diamini stafnya, Yeyet. Meninggalnya korban DBD membuat Ucup terkejut. Sebab, laporan dari Puskesmas Cilimus dan RSUD 45, korban baru masuk ruang pemeriksaan IGD RSUD 45 pukul 13.00. Tapi pukul 15.00 sudah meninggal dunia. Ucup memastikan bahwa Fauzan sudah akut DBD sejak dibawa ke rumah sakit. “Saat terjadi gejala DBD, korban tidak langsung diperiksa dokter, atau ke rumah sakit untuk perawatan. Padahal semua tahu, jika telat diobati, penyakit DBD bisa mematikan,” tegasnya. Setelah korban meninggal, pihaknya mengaku mengambil langkah cepat dengan penyuluhan serta Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Sampora dan sekitarnya. Kemudian dilanjut fogging untuk membunuh nyamuk dewasa. Ucup meminta, proses meninggalnya korban DBD ini jadi pelajaran berharga bagi masyarakat luas. Dimana ketika ada anggota keluarga memiliki gejala panas tiba-tiba secara berturut-turut selama tiga hari, apalagi terdapat bintik-bintik merah pada kulit, segeralah periksa ke dokter. “Kejadian meninggalnya korban akibat telat diperiksa ke dokter. Saat terjadi gejala, sampai keluar bintik-bintik merah di kulit, masih tetap berada di rumah. Saya kurang tahu apa alasannya. Yang jelas, ini menjadi pelajaran bagi masyarakat agar terus waspada,” papar Ucup. Dia berharap, korban DBD meninggal cukup satu saja, tidak lagi bertambah. Dia pun bersyukur data kasus DBD Februari tahun ini menurun hanya 82 kasus. Berbeda jauh jika dibanding kasus Januari hingga mencapai 141 kasus. “Alhamdulilah ada penurunan,” ucap Ucup. Meski begitu, pihaknya juga tetap waspada. Apalagi, musim hujan masih belum berakhir. Dia masih terus melakukan koordinasi dengan puskesmas untuk melakukan penyuluhan, PSN hingga fogging. Hari Jumat (6/3) pun kembali dijadikan budaya Jumsih, atau Jumat Bersih. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: