Raung Masih Aktif, Buka Tutup Bandara
PENUNDAAN penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, harus terulang lagi. Kemarin (12/7), bandara yang terletak di Pulau Dewata itu kembali harus ditutup pada pukul 09.30 WITA. Meski, enam jam setelahnya kembali dibuka, namun aktivitas bandara menjadi terganggu. Penutupan ini dilakukan menyusul aktivitas Gunung Raung di Bondowoso yang sempat meninggi pada Minggu pagi. Dari laporan, Gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (dpl) itu sempat mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian dua kali lipat dari Sabtu, yakni mencapai 1 Km. Abu teramati menuju arah timur, ke arah bandara Ngurah Rai. Menindaklanjuti hal itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) untuk menutup kembali Bandara Ngurah Rai. Dalam NOTAM No. 1423/15 itu, penutupan dilakukan hingga pukul 16.00 WITA. Namun dalam perkembangannya, NOtam penutupan dicabut. Sekitar pukul 15.30 WITA, Kemenhub kembali mengeluarkan Notam No. C01424/15 untuk pembukaan kembali bandara tersebut. “Pembukaan secara terbatas. Hanya 1 runway,” ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Julius A. Barata di Jakarta, kemarin (12/7). Dari catatan Angkasa Pura (AP) I, dalam durasi penutupan selama kurang lebih enam jam itu ada sekitar 36 penerbangan yang dalam status delay. Jumlah tersebut disumbang dari 21 penerbangan domestik dengan estimasi penumpang sejumlah 2.034 orang. Sisanya, dari penerbangan internasional dengan jumlah penumpang sekitar 2.673 orang. Situasi tidak menentu ini dirasa cukup mengkhawatirkan. Sebab, geliat mudik jelang hari raya Idul Firti sudah mulai terlihat pada H-5 kemarin. Karenanya, Kemenhub telah meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menambah jumlah kereta api dari Surabaya ke Banyuwangi. Pihak operator penyeberangan di Ketapang, Banyuwangi “ Gilimanuk, Bali serta dari Padang Bai, Bali ke Lembar, Lombok juga diinstruksikan untuk menambah moda mereka. “Ini untuk mengantisipasi perpindahan ke moda lain,” ujar Barata. Sementara itu, Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Novie Riyanto menambahkan, situasi penumpukan masih dapat dikendalikan. Pihak maskapai telah diminta menggunakan pesawat berbadan lebar untuk mengangkut penumpang terdampak. Selain itu, ada pula ekstraflight yang dapat dimanfaatkan maskapai untuk mengangkut penumpang yang sempat tertunda. Seperti disampaikan sebelumnya, operasional Bandara Ngurah Rai sempat ditutup selama 35 jam mulai Kamis (9/7) pukul 23.30 WITA hingga Sabtu (11/7) pukul 10.00 WITA. Bandara sempat dibuka pada Sabtu pukul 12.00 WITA, namun harus kembali ditutup pada Minggu pukul 09.30 WITA. Bandata kembali dibuka setelah enam jam kemudian. Saat coba dikonfirmasi atas kondisi buka tutup Ngurah Rai, CO-GM Bandara Ngurah Rai I Gusti Ngurah Ardita mengatakan penerbangan sudah kembali dibuka. “Operasional mulai kembali ditata. Sudah ada beberapa yang terbang,” ujarnya singkat. Di sisi lain, Bandara Belimbingsari, Banyuwangi hingga kini masih ditutup. Bandara masih terus diselimuti abu vulkanik Raung karena lokasi yang cukup dekat. Plt VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Iksan Rosan mengatakan, dengan telah dibukanya kembali Bandara Ngurah Rai Denpasar, maka penerbangan Garuda Indonesia dari dan tujuan Denpasar bisa beroperasi kembali. “Notam tentang penutupan Bandara Ngurah Rai akibat meningkatnya aktifitas Gunung Raung hanya sampai pukul 16.00 WITA atau 15.00 WIB,” ujarnya. Namun demikian, beberapa penerbangan yang terjadwal sebelum pukul 15.00 WIB atau 16.00 WITA (pada periode penutupan Bandara Ngurah Rai) dibatalkan. Sedangkan, penerbangan dengan jadwal setelah pukul 15.00 WIB atau 16.00 WITA akan mengalami keterlambatan (delay). “Setidaknya ada enam penerbangan yang terpaksa dibatalkan hari ini (kemarin, red),” tuturnya. Penerbangan Garuda Indonesia yang dibatalkan kemarin antara lain Jakarta-Denpasar nomor penerbangan GA-404 dan GA-408, lalu Denpasar-Jakarta nomor penerbangan GA-407, Denpasar-Surabaya rute penerbangan GA-345, Denpasar-Labuan Bajo nomor penerbangan GA-7036 dan Surabaya-Banyuwangi (via Denpasar) dengan nomor penerbangan GA-7304. Sementara yang diperkirakan mengalami keterlambatan ada 15 penerbangan antara lain Jakarta-Denpasar nomor penerbangan GA-422, Denpasar-Jakarta GA-419 dan GA-439, Surabaya-Denpasar GA-340, Denpasar-Singapura GA-840 dan GA-842 Singapura-Denpasar GA-843 dan GA-855, Denpasar-Manado GA-624, Manado-Denpasar GA-625, Denpasar-Lombok GA-436. Selain itu delay juga akan terjadi pada penerbangan Lombok-Denpasar nomor penerbangan GA-437 dan GA-7031, Denpasar-Kupang GA-438 serta Kupang-Denpasar GA-439. “Dengan situasi ini, kami memberlakukan kebijakan pembebasan biaya cancellation fee, rebooking/reroute fee, refund fee, ADM fee dan biaya perubahan tiket” bagi para penumpang,” tegasnya. Iksan menambahkan, Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pengguna jasa dikarenakan oleh situasi Force Majeur yang di luar kendali tersebut. “Kami mengimbau para penumpang dengan penerbangan yang dibatalkan itu agar langsung melakukan perubahan reservasi tiket melalui Call Center 24 jam,” jelasnya. Hal tersebut juga diakui Maskapai AirAsia Indonesia. Kepala Sekretaris Perusahaan dan Komunikasi Audrey Progastama Pertiny mengatakan, pihaknya sudah langsung melanjutkan jadwal penerbangan sejak 16.00 WITA kemarin. Rute Bali-Jakarta dan sebaliknya menjadi jalur dengan penerbangan terbanyak dengan tujuh jadwal penerbangan. Pihaknya juga melakukan pnerbangan dalam tiga rute domestik lainnya yakni Bali-Bandung, Bali-Solo, dan Bali-Jogjakarta. “Untuk penerbangan internasional, kami tetap menjalankan rute ke Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, Darwin, dan Perth,” imbuhnya. (mia/wir/bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: