Kompak Salahkan Hujan

Kompak Salahkan Hujan

Hasil Investigasi DPUESDM dan Kontraktor KESAMBI – Alam memang paling mudah dijadikan kambing hitam. Tanpa penjelasan teknis, DPUPESM Kota Cirebon dan kontraktor kompak menyalahkan alam sebagai penyebab ambruknya aula kantor istri wali kota, gedung PKK, Jumat lalu. Direktur Dinasty Putra, kontraktor proyek aula gedung PKK, H Rudy ANT mengatakan, telah melakukan investigasi atas peristiwa itu, pada Selasa (10/1). “Kemarin (selasa, red) kita bersama PU sudah investigasi ke aula tersebut. Kita juga mengevaluasi kondisi gedung tersebut,” ujarnya, Rabu (11/1). Dari hasil evaluasi, kata dia, diketahui bahwa memang cuaca yang tidak mendukung. Menjadi penyebab ambruknya gedung. Secara struktur, bangunan tidak ada masalah. Hanya, faktor alam, seperti curah hujan tinggi, disertai angin menjadi pemicu ambruknya gedung tersebut. “Bangunan itu kan menggunakan atap baja ringan yang sifatnya lentur. Selain itu juga genteng yang digunakan itu meresap air. Sehingga saat hujan turun, bobot genteng bertambah,” jelasnya dijumpai koran ini di sebuah rumah makan, Jl Pemuda. Karena faktor itu, kata dia, dinding aula tidak mampu menahan bobot atap yang terkena hujan. Akhirnya bangunan itu ambruk. “Beban dinding semakin berat karena ada ribuan genteng yang digunakan dan semuanya itu bobotnya bertambah karena meresap air,” paparnya. Meski masa pemeliharaan sudah habis, namun Rudi mengaku akan bertanggung jawab membangun ulang gedung. “Prinsipnya, di sini kita bertanggung jawab. Kita sudah melaksanakan pekerjaan. Meski sekarang ambruk, minimal bagaimana caranya gedung ini kembali sedia kala,” katanya. Saat ditanya dari mana anggaran pembangunan ulang, Rudi enggan menjelaskan. “Itu sih urusan nanti, yang penting bagaimana caranya gedung itu bisa kembali berdiri seperti sedia kala,” ucap seraya menyebutkan nominal pembangunan gedung dahulu adalah Rp199 juta. Rencananya, pembangunan akan dimulai hari ini. Dia mengaku, untuk proses pembersihan reruntuhan bisa memakan waktu satu minggu. “Rencananya mulai besok (hari ini, red) sudah mulai dibersihkan, paling lambat dua bulan gedung ini sudah kembali ke sedia kala,” katanya. Rudi juga mengklarifikasi terkait pembangunan aula gedung PKK yang dokumennya belum ditemukan. Dia masih menyimpan dengan baik dokumen kontrak proyek tersebut. Selain itu, pihak DPUESDM juga telah menemukan dokumen pembangunan. “Saya punya dokumennya. Dan kemarin juga saat investigasi PU membawa dokumen itu. Jadi sudah ketemu dan ini bukan proyek bodong,” jelasnya. Dihubungi via sambungan telepon, Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Hendi Nurhudaya menyatakan, bertanggung jawab atau tidak pihak kontraktor, bukan urusan komisi B. “Mau tanggung jawab atau nggak, itu bukan urusan. Yang menjadi masalah di sini, kenapa gedung tersebut bisa ambruk. Apakah perencanaannya yang salah, pengawasan, faktor alam atau faktor lainnya,” jelasnya. Bila nanti diketahui perencanaannya yang kurang matang, dia menginginkan pihak PU lebih merencanakan setiap proyek dengan baik. Kalau perlu, menggunakan jasa konsultan perencanaan. “Tapi kalau nanti ternyata ambruk karena pengawasannya kurang, silakan di proyek mendatang gunakan konsultan pengawas,” ucapnya lagi. Lalu bagaimana dengan pernyataan kontraktor tentang faktor cuaca yang menjadi penyebab? Hendi menegaskan, dia tidak memerlukan penyebab yang dijabarkan hanya secara lisan. “Penyebabnya harus dijelaskan dengan data dan teknisnya seperti apa. Yang jelas itu kita ingin PU (DPUPESDM) segera mengevaluasi kenapa gedung tersebut bisa ambruk. Secara teknisnya seperti apa dan faktor penyebabnya itu apa,” tukasnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: