Halo Gedung Wanita… Kapan Selesainya? Hotel sebelah Cepet Pisan
DPRD: Bagaimana Mau Selesai, Pekerjanya Hanya 4 Orang KESAMBI- Hampir dua tahun lebih revitalisasi Gedung Wanita hingga kini tidak kunjung selesai. Pekerjaan perbaikan gedung yang berlokasi di Jalan Pemuda Kota Cirebon itu diserahkan ke pihak investor sejak tahun 2013. Pantauan Radar, nyaris tak ada aktivitas pekerjaan di gedung tersebut, Sabtu (2/1). Bagian dalam gedung terlihat sudah diperbaiki, namun tidak pada bagian luar. Anggota Komisi B DPRD Kota Cirebon, Agung Supirno menyesalkan terkatung-katungnya proyek perbaikan gedung wanita yang tak kunjung selesai hingga tahun baru 2016. \"Iya, itu pembangunan dari tahun 2013 gak selesai-selesai, gimana mau selesai yang ngerjainnya cuma empat orang,\" tandas politisi Partai Golkar itu kepada Radar. Agung meminta perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kota Cirebon dan investor ditinjau ulang. Apabila proyek pembangunan berjalan seperti ini, maka pemerintah daerah dirugikan. \"Semestinya sudah ada PAD dari Gedung Wanita, tapi dengan kondisi seperti ini mau dapat PAD darimana,\" tukasnya. Dikatakan dia, ada ketidaksiapan dari pihak ke tiga dalam mengelola gedung wanita sehingga perlu evaluasi ulang kontrak. Dengan demikian, pemkot harus secepatnya memanggil dan menugur pihak terkait. Agung mengaku akan segera membahas proyek pembangunan Gedung Wanita. \"Nanti saya akan coba komunikasikan dengan teman-teman di komisi B untuk langkah terkait gedung wanita,\" jelasnya. Sementara Anggota DPRD Kota Cirebon, Budi Gunawan menjelaskan selain pemkot, investor juga dirugikan. Semakin lama gedung itu selesai maka investor juga tidak mendapat pemasukan. Selain juga semakin pendek masa kontraknya dengan pemerintah. \"Saya tidak mau, nanti setelah beberapa tahun mau habis kontrak, investor justru minta perpanjangan gratis ke pemkot dengan alasan belum mendapat untung,\" bebernya. Ia pun menilai, karena belum selesainya pembangunan gedung wanita tersebut, akhirnya kawasan itu terlihat kotor dan tidak bersih. Apalagi lokasinya berada di tengah kota. \"Padahal bisa saja apabila Gedung Wanita segera dioperasikan akan membuka lapangan pekerjaan untuk warga Kota Cirebon,\" tambahnya. Ia menduga klausul perjanjian antara pemkot dan investor kurang tegas dan jelas. Termasuk dalam hal waktu penyelesaian pembangunan Gedung Wanita dan konsep pengelolaanya. Di samping juga, dia mensinyalir pengusaha terbentur dengan masalah pendanaan. \"Mungkin saja saya menduga investor juga lagi down dengan perekonomian Indonesia saat ini. Tapi kan seharusnya sudah diantisipasi saat awal perencanaan anggaran investasi mereka,\" jelasnya. Di sisi lain, Budi Gunawan juga menyoroti agar pemkot harus bijak dan teliti lagi dalam menjaring investor. Pemkot harus bisa memilih investor nyang bonafit dan kredibel. Sehingga pembangunan bisa berjalan lancar. \"Jangan terlalu gampang memberikan izin usaha, gampang bukan berarti mudah. Kalau mudah kan memang sudah menjadi kewajiban pemerintah memudahkan proses perizinan, tapi bukan berarti menggampangkan,\" ucapnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: