Begini Pemandangan Langit Indonesia saat Gerhana Matahari Total, 9 Maret Nanti
JAKARTA - Kala cahaya matahari penuh menyinari bumi, siang akan tampak benderang dengan nuansa kuning. Bagaimana ketika Gerhana Matahari total nanti? Seperti apa pemandangannya? Astronom amatir dan pembina Jogja Astro Club, Mutoha Arkanuddin, mengungkapkan bahwa saat Gerhana Matahari total menghampiri 12 provinsi di Indonesia, siang akan berubah seperti malam. \"Langit akan gelap dengan cahaya kebiruan,\" ungkapnya seperti yang dilansir National Geographic Indonesia. Langit saat Gerhana Matahari total akan tampak seperti langit persis selepas senja. \"Bedanya, tidak ada semburat merah seperti senja,\" kata Mutoha. Pemandangan langit malam pada pagi hari itu akan bisa disaksikan di 12 provinsi yang mengalami Gerhana Matahari total, di antaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Di kota Maba, Halmahera Timur, pemandangan langit tersebut akan bertahan selama lebih dari 3 menit. Kegelapan pada pagi hari itu akan membuat sejumlah benda langit bisa dilihat. Menurut aplikasi astronomi Stellarium, akan ada empat planet yang terlihat saat Gerhana Matahari total. Bagi wilayah yang tak mengalami Gerhana Matahari total, pemandangan yang bisa dilihat berbeda. Warga kota-kota tersebut akan melihat matahari dalam bentuk sabit. Dalam laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), disebutkan bahwa jalur GMT 2016 akan bermula di Palembang, Bangka Belitung, Sampit dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara), Sulawesi Barat, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat. Sedangkan orang-orang yang berada di Kota Padang, Jakarta, Bandung, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado dan Ambon hanya bisa menikmati fenomena gerhana matahari sebagian. “Gerhana matahari total diperkirakan baru akan terjadi lagi di Indonesia sekitar 350 tahun mendatang,” ujar Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin seperti dikutip dari Antara. Karena itu, “bisa dipastikan para pemburu gerhana matahari total seluruh dunia sudah merencanakan mengunjungi daerah-daerah yang dilintasi GMT tersebut,\" imbuh Thomas. Gerhana matahari total adalah fenomena alam dimana posisi atau kedudukan matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus. Kedudukan matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis lurus ini menyebabkan sebagian permukaan bumi akan terkena bayangan gelap bulan. Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan gelap bulan, tidak melihat matahari. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, membutuhkan waktu selama periode 350 tahun bagi gerhana matahari total untuk kembali berlangsung di tempat yang sama.(ngi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: