Pengusaha Kedai Kita Minta Maaf, Siap Penuhi Keinginan Warga

Pengusaha Kedai Kita Minta Maaf, Siap Penuhi Keinginan Warga

KUNINGAN - Insiden teguran keras warga terhadap aktifitas Kedai Kita di Dusun Manis, Desa Bandorasawetan, Kecamatan Cilimus, yang meresahkan beberapa waktu lalu ternyata juga tidak diharapkan pemilik usaha kedai, Yanti. Atas hal itu, Yanti pun menyatakan permohonan maaf dan berjanji kejadian serupa tidak akan terulang lagi ke depannya.   Hal tersebut diungkapkan Yanti yang ditemani suaminya Nana dalam pertemuan dengan warga di Mushola Baitussalam, tak jauh dari lokasi kedai, dengan disaksikan petugas Bhabinkamtibmas Polsek Cilimus dan aparat Desa Bandorasawetan, Senin (26/9) malam. Menurut Yanti, kejadian tersebut di luar kendalinya, karena pelakunya merupakan pengunjung kedai yang baru pulang dari tempat hiburan dalam kondisi terpengaruh alkohol.   \"Kami memohon maaf kepada warga atas kejadian tersebut, karena tidak kami kehendaki juga dan di luar kendali kami. Waktu itu tempat kami dijadikan tempat penitipan motor pengunjung tersebut, dan pada saat akan pulang dini hari akan mengambil motor dia dalam pengaruh alkohol,\" ujar Yanti. Dalam pertemuan tersebut, Yanti pun mengklarifikasi tempat usahanya tersebut bukanlah kafe dengan konotasi negatif seperti yang sudah terpatri di pikiran masyarakat, melainkan kafe seperti di perkotaan yang hanya menyajikan tempat makan dan minuman sehat pada umumnya. Kalaupun tempat usahanya dipermasalahkan warga karena kurangnya pencahayaan dan waktu operasional, Yanti menyatakan kesiapannya untuk memperbaikinya.   \"Kami juga ingin menjalani usaha dengan tenang dan tidak melanggar aturan di masyarakat. Kami siap memenuhi persyaratan dan keinginan warga sehingga usaha kami tetap jalan, bila perlu beri kami masukan dan teguran apabila ada hal tidak berkenan,\" katanya.   Sementara itu, Yudi selaku perwakilan warga menyebutkan beberapa permasalahan yang selama ini dikeluhkan warga adalah keberadaan tempat usaha Kedai Kita yang kerap menjadi tempat nongkrong hingga larut malam. Sejak dua minggu usaha tersebut berjalan, kerap terjadi hal yang membuat warga resah seperti aktivitas pengunjung wanita berpakaian seronok dengan suara keras, merokok hingga yang terakhir mabuk. Hal ini dinilai sudah melampaui batas dan sangat mengganggu warga bahkan khawatir memberi dampak negatif terhadap warga terutama anak-anak.   \"Kami tidak mempermasalahkan dengan apapun usaha yang dijalani di tempat tersebut, selama tidak menimbulkan keresahan warga sekitar. Dengan kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi pemilik usaha untuk mengkaji lagi konsep usahanya dengan mempertimbangkan dampak sosial kepada masyarakat dan lainnya,\" ungkap Yudi.   Dalam hal ini, Yudi menyebutkan beberapa keinginan warga di antaranya terkait konsep kedai yang harus dibuat terbuka dengan penerangan yang cukup, jangan remang-remang. Selain itu mengenai jam operasional yang jangan terlalu larut malam apalagi hingga menjelang subuh.   \"Dan yang tak kalah penting, jangan sampai tempat tersebut dijadikan tempat nongkrong tidak jelas hingga larut malam. Usahakan, ketika ada pengunjung yang berperilaku seronok seperti berpakaian mini, merokok dan berbicara keras untuk bisa diatasi sendiri, jangan sampai warga lagi yang menegur,\" ujar Yudi.   Kepala Satgas Desa Bandorasawetan Sumarna selaku penengah dalam pertemuan tersebut, akhirnya memberikan kesempatan kepada warga dan pihak pengusaha untuk membuat kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak. Ini untuk menghindari kejadian serupa tidak terulang kembali sehingga suasana aman, nyaman dan tenteram antara warga dan pihak pengusaha bisa terjalin.   \"Pihak desa siap memfasilitasi kesepakatan antara warga dengan pengusaha kedai. Silakan buat poin-poin yang diinginkan warga dan harus dipatuhi oleh pihak pengusaha sehingga usahanya tetap berjalan dan warga pun bisa tenang. Apabila setelah ada kesepakan kemudian kejadian semacam tadi kembali terjadi, maka pihak pengusaha harus siap menerima sanksi terberatnya,\" ucap Sumarna sekaligus mengakhiri pertemuan tersebut. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: