Cuaca Tak Menentu, Petani Kesulitan Jemur Gabah

Cuaca Tak Menentu, Petani Kesulitan Jemur Gabah

JATIBARANG- Tidak menentunya cuaca akhir-akhir ini membuat para petani di Jatibarang kebingungan. Mereka kesulitan untuk menjemur gabah. Padahal belakangan ini, musim panen sedang marak-maraknya. Para petani pun akhirnya memutuskan untuk tidak menjemur gabahnya. Akibatnya, harga jual gabah pun turun karena gabah basah. Salah satu tokoh petani Kecamatan Jatibarang, Uba Yana (48) mengatakan, cuaca yang tidak diprediksi ini musim panen gadu pertama membuat dirinya dan petani lainnya kebingungan menjemur gabah. Pasalnya hujan selalu turun ketika petani menjemur gabah. “Jelas ini sangat membingungkan kami. Kami mau jual gabah kering tapi tidak bisa. Kalaupun sekarang dijemur, tapi tidak kering sempurna. Otomatis masih terhitung gabah basah dan harganya jauh dari gabah kering. Kita merugi,” ujarnya. Sementara, salah satu tengkulak gabah, Tarman (50) mengaku menerima gabah dengan harga Rp3.500 sampai Rp4.000 per kilogram. Harga ditentukan dengan kadar kering gabah. Semakin kering semakin tinggi harganya. “Memang cuaca tidak menentu ini berpengaruh pada harga gabah. Karena gabah tidak kering 100 persen. Paling harga gabah di angka Rp3.000 karena kami kan harus menjemur lagi agar bisa digiling,” ujarnya. Kalau tidak kering, kata dia, gabah tidak menghasilkan beras yang bagus. Otomatis dengan menerima gabah yang masih basah, para tengkulak masih harus mengeringkannya baru kemudian bisa menggiling dan menjualnya. “Jadi biaya produksinya bertambah. Makanya harga gabah basah tidak begitu tinggi,” jelasnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: