Pesantren Tak Terpengaruh Isu Orang Gila Serang Ulama

Pesantren Tak Terpengaruh Isu Orang Gila Serang Ulama

CIREBON - Pesantren tidak akan menjadi bagian oposisi pemerintah. Meskipun saat ini ada upaya segelintir orang untuk merenggangkan hubungan antara pesantren dan pemerintah. Salah satunya dengan maraknya isu penyerangan ulama yang dilakukan orang gila. Fenomena ini kerap terjadi di tahun-tahun politik. Sehingga pesantren tidak terpengaruh. Pengasuh Ponpes Nadwatul Ummah Buntet Pesantren, KH Moh Abbas menyebutkan, pesantren saat ini tetap mendukung pemerintah yang sah. “Pesantren tetap pada sikapnya, tidak akan menjadi oposisi pemerintahan. Buntet Pesantren juga seperti itu. Karena sejarah juga kita ikut berjuang dalam mempertahankan NKRI. Tentu pesantren akan mendukung pemerintah yang sah, dan memberikan aspirasi aktif kepada pemerintah,” ucap Abbas saat menyambut Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno, Jumat (23/2) lalu. Menurutnya, pesantren selain memberikan doktrin keagamaan yang kuat, juga pemahaman kebangsaan. Sehingga, para santri bisa mencintai agama Islam dan negara. Juga cinta ulama dan presidennya, meskipun saat ini banyak isu deras yang membuat ulama dan pemerintah dibenturkan. “Banyak isu-isu deras mulai dari masalah komunis, sekarang ada lagi soal penyerangan ulama oleh orang gila. Kita tidak terpengaruh. Dan sebagai pesantren kita mengajak semua umat bersatu, menangkal perpecahan. Setelah diverifikasi, memang ada beberapa oknum saja yang ingin membuat perpecahan,” ucapnya. Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, tetap yakin aparat mampu menangani masalah yang terjadi akhir-akhir ini untuk menjaga keamanan negara. Terutama dalam menghadapi tahun politik dan isu-isu yang dapat memecah belah bangsa. Salah satunya, isu mengenai penyerangan ulama oleh orang gila. Dave sendiri meminta kepada aparat untuk menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi. Jangan sampai fenomena ini dimanfaatkan segelintir orang untuk memecah belah bangsa, dan membuat ulama merasa tak nyaman. “Anggaran keamanan itu sudah dianggarkan dalam APBN Rp 250 triliun untuk TNI dan Polri. Saya yakin aparat bisa menjaga keamanan dan keutuhan bangsa,” ujarnya. Menurutnya, saat ini musuh utama bangsa Indonesia adalah masalah perpecahan bangsa. Dia juga yakin dan mendorong santri untuk berperan aktif dalam membangun kebersamaan bangsa. Sebab, santri memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan. Dia juga menyebutkan, masyarakat tidak perlu takut dengan banyak investor ke dalam negeri. Sebab hal itu akan membantu pemerintah dalam upaya mempercepat pembangunan. “Isunya kan akan ada ribuan warga Tiongkok menyerang ke Indonesia. Tapi sebenarnya itu banyak investasi yang masuk. Ini tentu tidak merugikan kita, malah akan lebih menguntungkan,” katanya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: