Warga Ujungberung yang Terdampak Pergerakan Tanah Kosongkan Rumah

Warga Ujungberung yang Terdampak Pergerakan Tanah Kosongkan Rumah

MAJALENGKA - Warga Desa Ujungberung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, yang terdampak pergerakan tanah sudah mulai mengosongkan rumahnya. Mereka mengungsi ke rumah tetangga maupun saudara terdekat. Terkait kerusakan yang menimpa empat rumah di Desa Ujungberung, Badan Penanggulangan Bendana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka belum bisa menyimpulkan. Karena yang bisa menyimpulkan penyebabnya harus otoritas yang berwenang. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengk Arie Heryawan menyebutkan, untuk menyimpulkan penyebab kerusakan rumah warga tersebut harus mendapatkan hasil pengkajian dan penelitian dari Badan Geologi di Bandung. “Kita belum bisa simpulkan ini penyebabnya apa, karena bukan keahlian kita meneliti yang terjadi di wilayah ini. Namun untuk warga kami imbau untuk terus waspada, terutama kalau malam hari dan sedang hujan segera menjauh dari tempat yang rawan,” ujarnya, Jumat (2/3). Namun untuk bencana semacam ini biasanya dikategorikan dalam tiga golongan. Yakni keretakan tanah yang levelnya paling rendah, kemudian pergerakan tanah yang levelnya medium, dan pergeseran tanah yang levelnya paling berbahaya. Keretakan tanah biasanya dipicu suatu hal yang kebetulan di atasnya ada bangunan. Sehingga bangunan tersebut mengalami kerusakan. Kemudian pergerakan tanah di suatu wilayah dan musim tertentu, biasanya menyebabkan lapisan tanah lapuk dan permukaannya bergerak menjadi tidak simetris. Sedangkan pergeseran tanah yang paling bahaya seperti bencana blok Cigintung Desa Cimuncang Malausma tahun 2013 lalu. Camat Sindangwangi, Durahman menyebutkan, bencana yang diduga pergerakan tanah tersebut menambah jumlah rumah yang terdampak dan rusak. Sehingga total rumah yang mengalami kerusakan dengan kategori ringan hingga sedang ada empat unit. Yati, salah seorang korban menyebutkan jika keretakan lantai serta dinding rumah warga sebetulnya terjadi sejak beberapa tahun lalu. Namun saat itu keretakannya kecil, sehingga dengan hanya ditambal dan dicat ulang dindingnya nampak seperti normal lagi. Namun saat ini keretakan dinding dan anjloknya permukaan atau lantai rumah warga sudah cukup parah. Bahkan, perbedaan ketinggian permukaan lantai maupun jalan lingkungan warga yang tergerus pergerakan tanah berkisar 5-10 sentimeter. Warga khwatir pergerakan tanah semakin melebar hingga bangunan runtuh. Sehingga saat ini warga memilih mengosongkan perabotan di dalam rumah. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: