Era 4.0, Tantangan Keluarga Makin Besar
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebut, ada delapan fungsi keluarga. Yakni agama, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, reproduksi, sosial budaya dan fungsi lingkungan. “Jika diimplementasikan kedelapan fungsi keluarga tersebut, maka akan tumbuh anak bangsa Indonesia yang memiliki karakter kuat dan kepribadian terpuji. Apalagi dalam situasi dan kondisi yang serba transparan saat ini,” sebutnya saat memimpin apel peringatan Hari Keluarga Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat di halaman parkir Gedung Sate, Bandung, kemarin (1/7). Dikatakannya, saat ini keluarga mempunyai tantangan yang begitu besar. Hal itu karena perubahan lingkungan strategis terjadi sangat cepat dan kehadiran revolusi industri 4.0. Situasi ini membuat waktu berkumpul yang berkualitas mulai terabaikan. Kemudian, muncul kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak karena keterbatasan waktu untuk mendengarkan keluh kesah atau masalah. Terutama pada anak remaja. Selain itu, keluarga kerap tidak tanggap atau kurang peduli pada kejadian-kejadian di lingkungan sekitar. Sehingga, budaya gotong royong antarwarga, antarmasyarakat, hampir luntur. “Pada era revolusi industri, tantangan keluarga hari ini makin besar. Pola komunikasi keluarga menjadi tereduksi. Ada tantangan-tantangan generasi muda terkait bahaya narkoba, pernikahan dini, dan lain-lain,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Oleh sebab itu, lanjut dia, pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat paham betul bahwa keluarga adalah lembaga terpenting dalam membangun bangsa. Sebab, keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak bangsa dalam kehidupan bernegara. Maka, perhatian pemerintah pusat maupun Pemdaprov Jawa Barat tertuju pada program-program penguatan fundamental keluarga. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah pusat dan Pemdaprov Jawa Barat adalah 621. “Kita ada program dari nasional, program 621. Yaitu, berharap setiap jam 6 sore sampai jam 21 malam, kita tidak melakukan adanya kegiatan ber-gadget. Maksudnya, agar dijadikan momentum untuk bersama keluarga,” katanya. Pihaknya mengungkapkan bahwa kunci keluarga kuat, sehat, dan bahagia, terletak pada waktu berkumpul serta kualitas komunikasi dengan semua anggota keluarga. Jika dua hal itu diimplementasikan dengan baik, membentuk keluarga harmonis dan bahagia bukan perkara sulit. “Berikan ruang kepada setiap anggota keluarga untuk punya waktu yang berkualitas dengan sesama anggota keluarganya,” ungkapnya. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: