Ventilator Tengkurap

Ventilator Tengkurap

Walhasil alat seperti Vent-I tetap penting diadakan. Justru karena independensinya itu. Yang pengoperasiannya pun mudah. Dokter umum pun bisa. Bahkan perawat sekali pun. Ini kesempatan dalam negeri untuk bisa berkembang --dari teknologi yang dianggap terlalu sederhana itu.

Saya selalu menghargai proses merangkak. Memang ada bayi yang tanpa merangkak bisa langsung membaca DI\'s Way. Tapi proses merangkak juga harus dihargai. Saya tetap mengagumi mereka yang mau membuat langkah --sesederhana apa pun. Apalagi kalau itu bagian dari proses merangkak.

Kurangnya penghargaan pada proses seperti itulah yang membuat kita tidak kunjung sampai tujuan. Terus saja yang diinginkan langsung canggih. Baru bisa lolos uji kalau mencapai standar \'itu\'. Maunya langsung yang bisa melebihi yang tercanggih. Penemuan yang dianggap sederhana langsung dihina --cuma begitu.

Saya jadi ingat Geely. Pabrik mobil raksasa di Tiongkok itu. Yang kini sudah mampu mengambil alih Volvo itu. Yang sudah jadi pemegang saham terbesar Mercedes-Benz itu. Dulunya, pada 1986, hanya bengkel mobil. Yang diizinkan membuat mobil sangat jelek sekali --lebih jelek dari mobil listriknya Kang Dasep Ahmadi.

Dari situ Geely berkembang. Menjadi raksasa dunia permobilan seperti sekarang. Tapi ya sudahlah. Kita kan lagi bicara penyakit pernapasan. Baik juga ditanyakan: apakah dokter Ike juga pernah minta pasiennyi melakukan prone? “Pernah. Setahun terakhir ini satu kali,” ujarnyi.

Pasien itu berumur sekitar 55 tahun. Untuk meminta pasien melakulan prone luar biasa rumitnya. Pasien sangat merasa tidak nyaman. Perlu banyak perawat yang membantu.

“Apakah berhasil baik?,” tanya saya. “Sebenarnya berhasil. Bahkan sudah bisa extub,” ujarnyi. Extub adalah tahap selang dilepas dari tenggorokan. “Sudah bisa dipindah ke ruang perawatan biasa. Tapi kemudian meninggal di ruang perawatan,” katanyi.

Memang tidak semua pasien bisa diminta guring batiharap. Pasien yang gemuk sekali misalnya --tidak mungkin melakukan itu. Juga yang tekanan darahnya tidak stabil. Atau yang jantungnya bermasalah.

Walhasil, yang paling enak itu yang seger-bagas-waras. Yang tidak punya tanggungjawab apa pun --seperti menjadi stafsus misalnya. Apalagi kalau kantongnya juga ikut seger-bagas-waras. (dahlan iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: